Daftar Isi
PAI Kelas 11 Bab 4 Kurikulum Merdeka
Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.
Kesempatan sebelumnya Admin telah membagikan Rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 3 : Menghindari Perkelahian Pelajar,
Pada kesempatan kali ini, Admin akan membagikan materi baru nih untuk Kurikulum Merdeka terbaru.
Pada materi kali ini akan membahas tentang Rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 4 : Menerbarkan Islam dengan Santun dan Damai Melalui Dakwah, Khutbah, dan Tablig.
Yuk mari disimak!
KURIKULUM MERDEKA
Rangkuman PAI Kelas 11 Bab 4
Menerbarkan Islam dengan Santun dan Damai Melalui Dakwah, Khutbah, dan Tablig
Dakwah
Dakwah berasal dari kata da’a yang mempunyai arti mengajak, memanggil, dan menyeru untuk hal tertentu.
Orang yang melakukan pekerjaan dakwah disebut dai (laki-laki) dan daiyah (perempuan).
Nah menurut istilah arti kata dakwah ada beberapa macam, yakni:
- Setiap kegiatan yang mengajak, menyeru, dan memanggil orang atau kelompok orang untuk beriman kepada Allah Swt. sesuai dengan ajaran akidah (keimanan), syariah (hukum) dan akhlak Islam.
- Kegiatan mengajak orang lain ke jalan Allah Swt. secara lisan atau perbuatan untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari supaya mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Kegiatan mengajak orang-orang untuk mengamalkan ajaran Islam di dalam kehidupan sehari-hari.
- Seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha untuk mengubah agar keadaannya lebih baik lagi, baik sebagai pribadi maupun masyarakat.
Jadi kesimpulannya, dakwah adalah mengajak orang lain untuk meyakini kebenaran ajaran Islam dan mengamalkan syariat Islam, agar tercapai pola hidupnya lebih baik, sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dakwah merupakan kewajiban agama bagi para pemeluknya, hal ini tercantum dalam Q.S. Ali ‘Imrān ayat 104 berikut ini:
yang artinya:
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali ‘Imrān/3: 104).
Wujud dakwah bukan hanya usaha peningkatan kapasitas keberagamaan, tetapi harus menembus aspek kehidupan, sehingga gerakan dakwah mencakup aspek ekonomi, sosial, politik, dan keamanan.
Ada beberapa adab atau etika dakwah yang harus diperhatikan, antara lain:
- Dakwah dengan cara hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas, dan sikap yang bijaksana.
- Dakwah menggunakan cara mauidzatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara-cara persuasif (damai dan menenteramkan, tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran, i’tibar dan pelajaran hidup).
- Dakwah dengan cara mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun dengan menghargai pendapat orang lain.
- Dakwah melalui teladan yang baik (uswatun hasanah).
Ada beberapa sasaran dakwah, yaitu:
- Memberi semangat kepada manusia agar selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas amalnya.
- Mengubah jalan hidup yang tidak baik menjadi baik, serta yang menyimpang dari aturan Allah Swt. agar kembali ke jalan-Nya (melalui taubatan nashūhā).
Adapun tujuan dakwah menurut Q.S. an-Nūr ayat 55 yaitu:
- Beriman hanya kepada Allah Swt. dan tidak melakukan kemusyrikan (tauhid/akidah)
- Menjadikan seluruh aktivitasnya hanya beribadah kepada Allah Swt. (ikhlas/syariah)
- Mengerjakan amal shaleh dalam arti yang seluas-luasnya (amal ibadah/muamalah)
- Berakhlak mulia yang tolok ukurnya adalah akhlak Rasulullah Saw. (akhlak/ihsan)
Seorang dai jika ingin sukses harus memenuhi syarat berdakwah seperti yang telah dilakukan oleh para rasul, yaitu:
- Satunya kata dengan perbuatan, sikap, perilaku dan tingkah lakunya benar-benar menjadi teladan (uswatun hasanah).
- Memahami objek dakwahnya, sehingga dakwahnya tepat sasaran.
- Memiliki keberanian dan ketegasan, namun tetap bijak dan santun dalam berdakwah.
- Memiliki ketabahan dan kesabaran yang tinggi dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan akibat dakwah yang dilakukan.
- Menyadari dengan sepenuh hati bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan, mengajak, dan menyeru, tentang hasilnya diserahkan sepenuhnya hanya kepada Allah Swt.
- Selalu berdoa kepada Allah Swt. agar dakwahnya mencapai kesuksesan.
Kemudian tentang metode dakwah sudah dijelaskan dalam Q.S. al-Nahl ayat 125 yaitu:
- Meluruskan niat, bahwa dakwah itu bertujuan hanya kepada Allah Swt., bukan kepentingan lain, tetapi hanya mencari ridha-Nya.
- Dakwah itu harus bijak (hikmah), mengetahui betul kondisi umat/ jamaahnya, sehingga materi dan metode yang disampaikan tepat mengenai sararan.
- Hindari cara-cara yang memaksa, menakutkan apalagi cara teror, tetapi kedepankan cara mau’idhah hasanah, yakni cara yang damai, indah, santun, menenteramkan dan menyenangkan, sehingga materi dakwah dapat masuk dalam relung hati yang paling dalam.
- Lakukan dakwah dengan cara ber-mujadalah, yakni melalui dialog, diskusi, bahkan boleh juga berdebat, tetapi tetap menggunakan cara yang beradab, berlandaskan etika diskusi yang baik, serta tidak melakukan debat kusir, apalagi mau menang sendiri.
Al-Quran telah memberikan ciri-ciri dalam menyajikan materi dakwah, yaitu:
- Saat manusia mendapatkan puncak kesucian (saat menerima wahyu, atau hasil olah batin), Al-Qur’an membawa yang bersangkutan dalam situasi yang bersifat material.
- Menggunakan benda-benda alam, meski ukurannya kecil, sebagai penghubung antara manusia dengan Allah Swt. atau sebagai gambaran tentang sikap kejiwaannya.
- Menekankan bahwa segala sesuatu yang terjadi di bawah kekuasaan, pengetahuan, dan pengaturan Allah Swt.
Media dakwah jaman sekarang bisa beragam ya, antaralain:
- Media elektronik
- beragam media sosial
- TV
- radio
- internet
- buku
- jurnal
- surat kabar
- majalah
- dll
Tiada yang lebih baik ketika berdakwah daripada mengikuti ajaran Rasulullah Saw, sebagai berikut:
- Lemah lembut dalam menjalankan dakwah
- Bermusyawarah dalam segala urusan, termasuk urusan dakwah
- Menyampaikan dakwah sesuai dengan objek dakwah
- Lapang dada dan sabar
- Kebulatan tekad
- Bertawakal
Strategi dalam berdakwah yaitu:
- Pembukaan, antara lain:
- Mengucapkan salam yang dibarengi dengan membaca hamdalah.
- Membaca shalawat kepada Nabi Saw.
- Isi, terdiri dari:
- Maksud dan tujuan dakwah
- Sasaran dakwah
- Materi dakwah, yang mencakup akidah (keimanan); syariah (hukum); akhlak (perilaku); dan muamalah (hubungan sosial).
- Penutup
Khutbah
Secara bahasa Khutbah memiliki beberapa pengertian, yaitu:
- berasal dari kata “mukhathabah”, berarti “pembicaraan”.
- berasal dari kata “al-khatbu”, berarti “perkara besar yang diperbincangkan”.
- dapat juga bermakna memberi peringatan, pembelajaran atau nasehat dalam kegiatan ibadah.
Sedangkan secara istilah arti Khutbah yaitu:
- Menyampaikan pesan tentang takwa sesuai dengan perintah Allah Swt. dengan syarat dan rukun tertentu.
- Kegiatan nasihat yang disampaikan kepada kaum muslim dengan syarat dan rukun tertentu yang erat kaitannya dengan sah atau sunnahnya ibadah.
Khutbah jika dikaitkan dengan kegiatan shalat maka dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
- Khutbah yang dilakukan sebelum shalat, misalnya Khutbah Jum’at
- Khutbah yang dilakukan sesudah shalat, misalnya Khutbah Shalat ’Idain (Idul Fitri dan Idul Adha).
- Khutbah yang tidak berkaitan dengan shalat, misalnya Khutbah Nikah.
Nah yang akan kita bahas lebih jauh adalah Khutbah Jum’at.
Khutbah Jumat itu terdiri dari 2 bagian yaitu Khutbah Pertama, dan Khutbah Kedua, yang di antara keduanya dipisahkan dengan duduk di antara dua khutbah.
Kita tahu orang yang menyampaikan khutbah disebut dengan khatib.
Ada beberapa syarat menjadi seorang khatib, yaitu:
- Islam yang sudah balig dan berakal sehat.
- Mengetahui syarat, rukun, dan sunnah khutbah.
- Suci dari hadats, baik badan maupun pakaian, serta auratnya tertutup.
- Tartil dan fasih saat mengucapkan ayat Al-Qur’an dan Hadis.
- Memiliki akhlak yang baik dan tidak tercela di mata masyarakat.
- Suaranya jelas dan dapat dipahami oleh jamaah.
- Berpenampilan rapi dan sopan.
Kemudian syarat dua khutbah yaitu:
- Khutbah Shalat Jum’at dilaksanakan sesudah masuk waktu Dhuhur. Selesai khutbah, dilanjutkan dengan shalat.
- Khutbah dilakukan dengan berdiri. Namun, jika tidak mampu, boleh dilakukan dengan duduk.
- Duduk sebentar di antara dua khutbah.
- Suara khutbah harus jelas dan dapat didengar oleh jamaah.
- Tertib, yakni dimulai khutbah pertama, dilanjutkan ke khutbah kedua.
Adapun rukun khutbah yaitu:
- Membaca Hamdalah pada kedua Khutbah.
- Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
- Berwasiat tentang taqwa kepada diri dan jamaah.
- Membaca satu atau beberapa ayat suci Al-Qur’an pada kedua khutbah. Ayat yang dibaca biasanya disesuaikan dengan topik yang akan disampaikan.
- Berdoa pada khutbah kedua untuk memohon ampunan, kesejahteraan, dan keselamatan bagi kaum muslimin dan muslimat baik di dunia maupun akhirat.
Berikut ini adalah beberapa sunnah khutbah:
- Khatib memberi salam pada awal khutbah, dan menghadap ke arah jamaah.
- Khutbah disampaikan di tempat yang lebih tinggi (di atas mimbar).
- Khutbah disampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematis dan temanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi aktual yang saat itu terjadi.
- Khatib hendaklah memperpendek khutbahnya, jangan terlalu panjang, sebaliknya Shalat Jum’atnya saja yang diperpanjang.
- Khatib disunnahkan membaca Q.S. al-Ikhlas saat duduk di antara dua khutbah.
- Khatib menertibkan rukun-rukun khutbah, yaitu dimulai membaca hamdalah sampai rukun yang terakhir, yakni berdoa untuk kaum muslimin.
Karena khutbah Jum’at yang kita bahas maka kita juga harus mengetahui adab shalat Jum’at yaitu:
- Menyegerakan berangkat ke masjid lebih awal.
- Membiasakan mengisi shaf terdepan yang masih kosong, lalu lakukan shalat “Tahiyatul Masjid” atau Shalat Qabliah Jum’at sebanyak dua rakaat.
- Memperbanyak dzikir dan doa, membaca shalawat Nabi Saw. atau membaca Al-Qur’an denagn suara eplan, sebelum khatib naik mimbar.
- Mendengarkan khutbah dengan seksama.
Tablig
Secara bahasa kata tablig berasal dari kata “ballagha” yang artinya menyampaikan atau memberitahukan pesan atau ceramah secara lisan atau perkataan.
Adapun pelaku penyampai ceramah atau pesan disebut mubalig (laki-laki) atau mubaligah (perempuan).
Nah kalau dilihat dari istilah, tablig memiliki beberapa makna, antaralain:
- Menyampaikan aturan Islam baik dari yang termaktub dalam Al-Qur’an maupun Hadis yang ditujukan kepada umat manusia.
- Menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Bagian dari dakwah islamiyah dalam bentuk khusus (lisan dan tulisan) untuk disampaikan kepada pihak lain.
- Menyampaikan ‘pesan’ Allah Swt. secara lisan kepada satu orang atau lebih untuk diketahui dan dipahami, lalu diamalkan isinya.
- Sebuah profesi yang dilakukan untuk menyampaikan atau menyiarkan agama Islam kepada umat.
Tablig itu merupakan perintah Allah Swt, kita bisa lihat Q.S. al-Ahzab ayat 39 berikut ini:
yang artinya:
(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah (para rasul yang menyampaikan syariat-syariat Allah kepada manusia), mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan (Q.S. al-Ahzāb/33: 39).
Ada beberapa ketentuan melaksanakan tablig, yaitu:
- Dilakukan dengan cara yang sopan, lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh jamaah.
- Mengedepankan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama.
- Materi tablig yang disampaikan harus mempunyai rujukan yang kuat dan jelas sumbernya.
- Disampaikan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, sejalan dengan situasi dan kondisi masyarakat, termasuk aspek psikologis dan sosiologis para jamaah.
- Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, berselisih, merusak, dan mencari-cari kesalahan orang lain.
Nah kalau untuk tata cara bertablig yaitu:
- Mengajak orang terdekat terlebih dahulu, menuju profil muslim yang menyatu antara kata dan perbuatan, lalu mengajak kepada masyarakat luas.
- Dekati pihak lain sesuai dengan kapasitas ilmu dan martabatnya.
- Mengajak diri dan pihak lain untuk saling membantu agar tablig dapat terlaksana dengan baik, bertahap, berkesinambungan, menjangkau semua lapisan masyarakat, serta adanya segmen tablig yang jelas antara mubalig satu dengan yang lain, sehingga semua lapisan masyarakat terkena sasaran tablig.
Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:
Latihan Soal PAI Kelas 11 Bab 4 Kurikulum Merdeka
Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 4 Kurikulum Merdeka.
Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.
Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.
Baca Juga: Rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 5 Kurikulum Merdeka