Loading...
Kelas 11 Kurikulum MerdekaKurikulum MerdekaPAI Kelas 11 Kurikulum MerdekaSMA Kurikulum Merdeka

Rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 2 Kurikulum Merdeka

PAI Kelas 11 Bab 2 Kurikulum Merdeka

PAI Kelas 11 Bab 2 Kurikulum Merdeka

Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.

Kesempatan sebelumnya Admin telah membagikan Rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 1 : Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai IPTEK

Pada kesempatan kali ini, Admin akan membagikan materi baru nih untuk Kurikulum Merdeka terbaru.

Pada materi kali ini akan membahas tentang Rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 2 : Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang Lain.

Yuk mari disimak!

KURIKULUM MERDEKA

Rangkuman PAI Kelas 11 Bab 2

Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang Lain

 

Memenuhi Janji

Padanan kata janji dalam bahasa Arab adalah aqad.

Menurut bahasa, akad berarti perjanjian atau ikatan yang kuat.

Jadi memenuhi janji merupakan kewajiban dan menjadi tanda orang itu beriman atau tidak.

Memenuhi janji itu wajib hukumnya, sesuai firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Isra ayat 34 berikut ini:

al isra ayat 34

yang artinya:

…. dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggung–jawabannya. (Q.S. al-Isrā’/17: 34).

Selain ayat tersebut ada dua ayat lainnya juga terkait memenuhi janji, yaitu Q.S. al-Maidah ayat 1 dan Q.S. an-Nisa ayat 32.

Nah janji itu ada dua macamnya:

  • Janji kepada Allah Swt.
  • Janji kepada sesama manusia

Janji kepada Allah Swt. telah dilakukan setiap manusia sejak masih dalam rahim ibunya, dan bentuk janjinya adalah nanti jika sudah di dunia akan mengimani Allah sebagai Rabb-Nya dan berjanji menjadi hamba-Nya yang taat.

Hal ini tertuang dalam firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Araf ayat 172 berikut ini:

al araf ayat 72

yang artinya:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.” (Q.S. al-A’rāf/7: 172)

Berikutnya janji kepada sesama manusia adalah janji-janji yang sudah dibuat dan disepakati, baik sebagai pribadi maupun dengan lembaga atau pihak lain.

Janji yang dibuat di antara sesama manusia, seperti perdagangan, perniagaan, pernikahan dan sebagainya harus ditunaikan.

Namun jika ada penjanjian yang bertentangan dengan syariat Islam tentu saja tidak boleh ditunaikan.

Seperti Sabda Rasulullah Saw.:

“Setiap syarat (ikatan janji) yang tidak sesuai dengan Kitabullah, menjadi batil, meskipun seratus macam syarat .(”HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Tentu saja menunaikan janji yang telah kita buat akan menghasilkan manfaat, antaralain:

  • Mendapatkan predikat sebagai muttaqin dan menjadi sebab tergapainya sifat muttaqin.
  • Menjadi sebab datangnya keberhasilan, keamanan dan ketenteraman, serta jauh adanya konflik dan perselisihan.
  • Menghindari pertumpahan darah, dan terjaga dari mengambil hak orang lain, baik dari pihak muslim atau non muslim.
  • Dapat menghapus kesalahan, dan menjadi sebab dimasukkan ke dalam surga.

 

Mensyukuri Nikmat

Ada 2 kata dasar yang digunakan, yaitu syukur dan nikmat.

Syukur merupakan bentuk keridhaan atau pengakuan terhadap rahmat Allah Swt. dengan setulus hati.

Nikmat menurut bahasa adalah pemberian, anugerah, kebaikan, dan kesenangan yang diberikan manusia, baik berupa rezeki, harta, keluarga, maupun segala kesenangan yang lain.

Jadi mensyukuri nikmat adalah berterima kasih kepada Allah Swt. atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita dengan cara menggunakan segala nikmat tersebut, sesuai dengan tujuan nikmat itu diberikan.

Perintah untuk mensyukuri nikmat terdapat dalam Q.S. Ibrahim ayat 7 berikut ini:

ibrahim ayat 7

yang artinya:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Q.S. Ibrahīm/14: 7).

Nah syukur harus dilakukan dengan 3 hal, yaitu melalui lisan, hati, dan anggota badan.

Imam al-Ghazali membagi syukur itu, menjadi 3 bagian, yaitu ilmu, hal (keadaan), dan amal (perbuatan).

Manfaat dari mensyukuri nikmat adalah:

  • Jauh Lebih Produktif
  • Lebih Bahagia dan Optimis
  • Manfaatnya kembali ke Diri Sendiri

 

Memelihara Lisan

Pernah dengan istilah “lidah tidak bertulang” ?

Ya, bukan hanya memang kenyataannya lidah tidak memiliki tulang, namun memiliki makna lain.

Lidah digunakan untuk mengucapkan sebuah lisan.

Dimana lisan yang kita ucapkan bisa membawa manfaat ataupun keburukan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Penggunaan lidah itu telah ditegaskan oleh Allah Swt dalam Q.S. an-Nur ayat 24 berikut ini:

an nur ayat 24

yang artinya:

Pada hari, (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan (Q.S. an-Nūr/24: 24).

Dan juga dalam Q.S. Yasin ayat 65 berikut ini:

yasin ayat 65

yang artinya:

Pada hari ini, Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan (Q.S. Yāsīn/36: 65).

Selain itu ada juga hadis mengenai kita yang harus menjaga lisan:

hadis menjaga lisan

yang artinya:

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Saw. bersabda: “barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah berbiacara yang baik, atau (jika tidak mampu) maka diamlah.” (HR. al-Bukhāri)

Oleh karena itu kita harus senantiasa menjaga lisan kita agar terhindar dari fitnah, ghibah, dan buhtan.

Fitnah yang kita ketahui dalam bahasa Indonesia itu sebetulnya memiliki makna yang sedikit berbeda dengan fitnah dalam Al-Quran.

Fitnah dalam Al-Quran itu memiliki banyak makna seperti cobaan, ujian, musibah dan bisa juga siksa akhirat.

Nah fitnah yang biasa kita ketahui itu sepadan dengan kata Buhtan dalam ayat Al-Quran.

Kemudian kalau ghibah udah jelas banget ya, membicarakan orang lain yang tidak hadir, sesuatu yang tidak disenanginya.

Berikut ini adalah petunjuk Islam dalam penggunaan lisan:

  • Menjauhi kebiasaan berkata bohong dan tidak bermanfaat
  • Jauhi pembicaraan yang batil, kotor, dan jorok
  • Jangan berbicara dusta atau palsu.
  • Jangan gunakan lisanmu untuk menggunjing
  • Jangan berkata kasar
  • Jangan mengadu domba, dan jangan pula mudah marah
  • Jawablah panggilan orang tua dengan sopan dan santun

 

Menutupi Aib Orang Lain

Aib adalah cela, cacat, nista, noda, perilaku hina.

Nah tentu saja aib itu bersifat rahasia.

Jika ditinjau dari sifatnya, maka aib dibagi menjadi 2, yakni:

  • Aib Dzahir
  • Aib Tersembunyi

Aib Dzahir, yaitu aib yang nampak dan dapat diketahui secara lahir, jika diperhatikan betul.

Aib Tersembunyi, yaitu aib yang tidak nampak, karena disembunyikan.

Namun di era modern ini, banyak oknum yang menyalahgunakan perkembangan teknologi terutama media sosial untuk hal-hal negatif, salah satu nya mengumbar aib orang lain.

Hal itu juga sekaligus menjadi teguran keras untuk kita agar senantiasa menjaga diri dari perbuatan maksiat dan dosa.

Sehingga tidak ada celah untuk orang lain mengumbar aib kita ke khalayak ramai.

Kita sebagai umat muslim dilarang ya mengumbar aib orang lain apalagi sengaja mencari-cari kesalahan orang lain, hal ini tertuang dalam firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Hujurat ayat 12:

al hujurat ayat 12

yang artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang (Q.S. al-Hujurāt/49: 12).

Lalu tertuang juga dalam sabda Rasulullah Saw berikut ini:

sabda rasul menutupi aib orang lain

yang artinya:

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw. Bersabda: Barang siapa menutupi aib saudaranya di dunia, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.’ (HR. Muslim).

 

Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:

 

Latihan Soal PAI Kelas 11 Bab 2 Kurikulum Merdeka

 

Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 2 Kurikulum Merdeka.

Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.

Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.

Baca Juga: Rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 3 Kurikulum Merdeka

4.4 12 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
qen

tq ka

error: Maaf Dilarang Copas Ya :)
1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x