Daftar Isi
PAI Kelas 10 Bab 8 Kurikulum Merdeka
Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.
Pada kesempatan sebelumnya Admin telah membagikan Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 7: Hakikat Mencintai Allah Swt., Khauf, Raja’, dan Tawakkal Kepada-Nya
Nah pada materi kali ini akan membahas tentang Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 8: Menghindari Akhlak Madzmumah dan Membiasakan Akhlak Mahmudah Agar Hidup Nyaman dan Berkah
Yuk mari disimak!
KURIKULUM MERDEKA
Rangkuman PAI Kelas 10 Bab 8
Menghindari Akhlak Madzmumah dan Membiasakan Akhlak Mahmudah Agar Hidup Nyaman dan Berkah
Menghindarkan Diri dari Sifat Temperamental (Ghadhab)
Menurut istilah, ghadhab berarti sifat seseorang yang mudah marah karena tidak senang dengan perlakuan atau perbuatan orang lain.
Temperamental atau sifat mudah marah dalam bahasa Arab berasal dari kata ghadhab, dari kata dasar ghadhiba–yaghdhibu–ghadhaban.
Ghadhab sering dikiaskan seperti nyala api yang terpendam di dalam hati, sehingga orang yang sedang dalam keadaan marah, wajahnya akan memerah seperti api yang menyala.
Tentu saja sebagai seorang Muslim kita harus menghindari sifat ini karena tidak akan menyelesaikan masalah, yang ada justru menambah masalah baru!
Kita harus bersabar, sebagaimana sabda Rasulullah Saw berikut ini:
Yang artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang yang kuat, bukanlah orang yang menang berkelahi, namun orang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika ia sedang marah”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Nah lawan kata dari sifat ghadhab adalah rida atau menerima dengan senang hati dan al-hilm atau murah hati, tidak cepat marah.
Kenapa sih orang bisa memiliki sifat tempramental ini?
Marah (ghadhab) adalah situasi yang normal dan manusiawi karena ia merupakan sifat yang melekat pada tabiat seseorang.
Nah ada dua penyebab yang bisa menyebabkan sifat ghadhab ini, yaitu:
- Faktor fisik, yang disebabkan:
- Kelelahan yang berlebihan
- Kekurangan zat-zat tertentu dalam tubuh
- Reaksi hormon kelamin
- Faktor psikis, yang disebabkan:
- Ujub (Bangga terhadap Diri Sendiri)
- Perdebatan atau Perselisihan
- Senda Gurau yang Berlebihan
- Ucapan yang Keji dan Tidak Sopan
- Sikap Permusuhan kepada Orang Lain
Berikut ini merupakan tingkatan sifat temperamental (ghadhab) dalam kehidupan yaitu:
- Golongan Marah Berlebihan (Ifrath)
- Golongan yang Tidak Memiliki Sifat Marah (Tafrith)
- Golongan yang Mampu Berlaku Adil dan Proporsional (I’tidal)
Lalu bagaimana cara menghindari sifat ghadhab ini?
Caranya:
- Membaca ta’awudz
- Merubah Posisi
- Diam atau tidak berbicara
- Berwudu
- Mengingat wasiat Rasul dan janji Allah Swt.
Adapun manfaat dari menghindari sifat ghadhab:
- Menghindari kebencian dan permusuhan
- Membawa kebahagiaan
- Mendapatkan pahala yang besar dari Allah Swt.
Membiasakan Perilaku Kontrol Diri
Kontrol diri dalam Islam disebut dengan mujahaddah an-nafs.
Secara bahasa mujahaddah an-nafs terdiri dari dua kata yaitu mujahaddah yang berarti bersungguh-sungguh, dan an-nafs yang berarti jiwa, nafsu atau diri.
Sehingga pengertian dari mujahadddah an-nafs atau kontrol diri adalah upaya sungguh-sungguh untuk mengendalikan diri atau menahan nafsu yang melanggar hukum-hukum Allah Swt.
Lawan kata dari mujahaddah an-nafs adalah ittiba’ul hawa atau mengikuti hawa nafsu.
Kita sebagai seorang Muslim harus bisa mengontrol diri kita sendiri dalam segala hal agar senantiasa tercipta suasana yang nyaman, aman, saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Berikut ini adalah cara untuk menerapkan dan mengimplementasikan sikap kontrol diri dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
- Memikirkan risiko dan akibat dari setiap perbuatan
- Bersabar dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
- Memperbanyak zikir kepada Allah Swt.
- Berdoa memohon perlindungan kepada Allah Swt
Kenapa sih kontrol diri itu sangat penting?
Berikut ini alasannya:
- Menjaga kehormatan diri
- Terhindar dari perilaku yang dapat merugikan orang lain
- Menyelesaikan segala persoalan dengan pikiran yang jernih
- Menjadi inspirasi dan teladan bagi orang lain
Nah contoh perilaku kontrol diri adalah:
- Mengembangkan pola hidup sederhana
- Tidak menciptakan keributan dan pertengkaran
- Patuh pada nasihat dan perintah orang tua
- Menghargai perbedaan, toleran serta menghormati orang lain
- Patuh dan tunduk pada norma dan aturan yang berlaku di masyarakat
- dll
Hikmah dari sikap kontrol diri adalah:
- Mampu menahan emosi dengan baik
- Terhindar dari sifat rakus, serakah dan tamak
- Terhindar dari kesalahpahaman yang tidak perlu
- Sabar dalam menghadapi musibah dan cobaan dari Allah Swt.
- Mampu bergaul dan bersosialisasi dengan baik di masyarakat
Membiasakan Perilaku Berani Membela Kebenaran
Berani dalam Islam sering disebut dengan istilah syaja’ah.
Menurut bahasa syaja’ah berarti berani atau gagah.
Sedangkan arti syaja’ah menurut istilah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela kebenaran dengan cara yang ksatria dan terpuji.
Lawan kata dari syaja’ah adalah jubun ang artinya penakut, yaitu sifat yang cenderung lemah dan pengecut.
Sedangkan apabila keberanian yang bersifat berlebihan dan cenderung keras kepala, keras hati dan membabi-buta maka disebut tahawwur yang artinya nekat.
Orang yang disebut dengan pemberani adalah orang yang tidak takut menghadapi apa pun demi membela kebenaran dan siap menerima risiko apa saja serta senantiasa takut untuk berbuat kesalahan.
Kita harus berani dalam membela kebenaran.
Sesuai dengan sabda Rasullullah Saw berikut ini:
yang artinya:
Dari Al-Mughirah bin Syu’bah, dari Nabi Saw. beliau bersabda: “Akan senantiasa ada dari golongan umatku yang membela kebenaran hingga ketetapan Allah Swt. datang kepada mereka, dan mereka dalam keadaan menang” (H.R. Bukhari)
Adapun implementasi dari sikap berani membela kebenaran dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dalam perilaku sebagai berikut:
- Berani menghadapi musuh di medan pertempuran (jihad fii sabiilillah)
- Berani mengatakan kebenaran
- Berani menyimpan dan menjaga rahasia
- Memiliki daya tahan tubuh yang kuat
- Mampu mengendalikan hawa nafsu
- Berani mengakui kesalahan
- Berani objektif menilai diri sendiri
Ada faktor-faktor embentuk sikap syaja’ah pada diri seorang muslim yaitu:
- Takut kepada Allah Swt.
- Mencintai kehidupan akhirat
- Tidak takut menghadapi kematian
- Tidak ragu-ragu dengan kebenaran
- Tidak materialistis
- Berserah diri dan yakin akan pertolongan Allah Swt.
- Kristalisasi Pendidikan karakter dari keluarga, masyarakat dan sekolah
Hikmah dari memiliki sikap syaja’ah adalah:
- memiliki kualitas mental dan bersikap dewasa dalam menghadapi semua persoalan
- berani berjuang, bekerja keras berikhtiar, tawakkal kepada Allah Swt. dan qanaah terhadap segala sesuatu yang diterima
- negara kita akan menjadi negara yang kuat, maju dan terhindar dari tindakan-tindakan yang melanggar hukum dan norma agama
Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:
Latihan Soal PAI Kelas 10 Bab 8 Kurikulum Merdeka
Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 8 Kurikulum Merdeka.
Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.
Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.
Baca Juga: Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 9 Kurikulum Merdeka
Membantu ,sayang nya gak bisa di saling untuk belajar , terimakasih sudah membantu