Loading...
Kelas 10 Kurikulum MerdekaKurikulum MerdekaPAI Kelas 10 Kurikulum MerdekaSMA Kurikulum Merdeka

Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 7 Kurikulum Merdeka

PAI Kelas 10 Bab 7 Kurikulum Merdeka

PAI Kelas 10 Bab 7 Kurikulum Merdeka

Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.

Pada kesempatan sebelumnya Admin telah membagikan Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 6: Menjauhi Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina untuk Melindungi Harkat dan Martabat Manusia

Nah pada materi kali ini akan membahas tentang Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 7: Hakikat Mencintai Allah Swt., Khauf, Raja’, dan Tawakkal Kepada-Nya

Yuk mari disimak!

KURIKULUM MERDEKA

Rangkuman PAI Kelas 10 Bab 7

Hakikat Mencintai Allah Swt., Khauf, Raja’, dan Tawakkal Kepada-Nya

 

Hakikat Mencintai Allah Swt.

Cinta kepada Allah Swt. (mahabbatullah) berarti menempatkan Allah Swt. dalam hati sanubari.

Cinta merupakan unsur terpenting dalam ibadah, di samping khauf (takut) dan raja’ (berharap).

Allah Swt. telah menetapkan cinta kepada orang-orang beriman sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. al-Baqarah/2: 165 berikut ini:

al-Baqarah ayat 165 dan artinya

yang artinya:

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).” (Q.S. al-Baqarah/2: 165)

Seseorang yang cinta kepada Allah Swt. akan merasakan manisnya iman, sebagaimana hadis berikut ini:

hadis rasulullah tentang cinta kepada allah

yang artinya:

“Dari Anas r.a. dari Nabi Saw., beliau bersabda: ’Ada tiga hal di mana orang yang memilikinya akan merasakan manisnya iman yaitu: mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi segala-galanya, mencintai seseorang karena Allah, dan enggan untuk kembali kafir setelah diselamatkan oleh Allah daripadanya sebagaimana enggannya kalau dilemparkan ke dalam api.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Adapun tanda-tanda bahwa seseorang mencintai Allah Swt. yaitu:

  • Mencintai Rasulullah Saw.
  • Mencintai Al-Qur`an
  • Menjauhi perbuatan dosa
  • Mendahulukan perkara yang dicintai oleh Allah Swt.
  • Tak gentar menghadapi hinaan

Cara untuk meningkatkan rasa cinta kepada Allah Swt yaitu:

  • Memahami besarnya cinta Allah Swt. kepada hamba-Nya
  • Senantiasa membersihkan hati
  • Mempelajari ilmu agama secara mendalam

 

Hakikat Takut kepada Allah Swt. (Khauf)

Rasa takut merupakan sifat orang bertaqwa, sekaligus merupakan bukti iman kepada Allah Swt serta merupakan perintah Allah Swt. dalam Q.S. al-Hajj/22: 1-2 berikut ini:

al-hajj ayat 1 dan 2 beserta artinya

yang artinya:

“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar.”(1) (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (goncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras.”(2) (Q.S. al-Hajj/22: 1-2)

Ada beberapa istilah yang perlu dihafalkan yaitu:

  • Al-khaufu artinya rasa takut, sedih dan gelisah ketika terjadi sesuatu yang tidak disenangi.
  • Al-huznu adalah rasa sedih dan gelisah yang disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang bermanfaat atau mendapatkan musibah.
  • Ar-rahbu merupakan padanan kata (sinonim) dari kata al-khaufu.
  • Al-khasyatu adalah rasa takut yang diiringi dengan pengagungan atas sesuatu yang ditakuti tersebut.

Kata khauf secara etimologis berarti khawatir, takut, atau tidak merasa aْman dan tertuang dalam Q.S. as-Sajdah/32:16 berikut ini:

as-sajdah ayat 16 beserta artinya

yang artinya:

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”

Takut kepada Allah Swt. merupakan bukti seorang hamba mengenal-Nya, hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah Saw berikut ini:

hadi rasul tentang takut kepada Allah

yang artinya:

“Dari Anas r.a. berkata: “Rasulullah Saw. pernah berkhutbah yang luar biasa di mana saya belum pernah mendengar khutbah seperti itu, yang mana beliau bersabda:”Seandainya kamu sekalian mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kamu sekalian akan sedikit sekali tertawa dan pasti akan banyak menangis”. Kemudian para sahabat Rasulullah Saw. menutup mukanya sambil terisak-isak (menangis).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tanda tanda seseorang takut kepada Allah Swt menurut Abu Laits as-Samarqandi yaitu:

  • Tampak dari ketaatannya kepada Allah Swt.
  • Menjaga lisan dari perkataan dusta
  • Menghindari iri dan dengki
  • Menjaga pandangan dari kemaksiatan
  • Menjauhi makanan haram
  • Menjaga kaki dan kedua tangan dari sesuatu yang haram

 

Hakikat berharap kepada Allah Swt. (Raja’)

Secara etimologis, raja’ berarti mengharap sesuatu atau tidak putus asa, hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Q.S. al-‘Ankabut/29: 5 berikut ini:

al-ankabut ayat 5 dan artinya

yang artinya:

“Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah pasti datang. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Q.S. al-‘Ankabut/29: 5)

Sifat raja’ ini harus disertai optimis, perasaan gembira, sikap percaya dan yakin akan kebaikan Allah Swt.

Lebih dari itu sifat raja’ harus dibarengi dengan amal-amal saleh untuk meraih kebahagiaan di akhirat.

Kebalikan dari sifat raja’ adalah putus asa dari rahmat Allah Swt.

Seseorang yang putus asa atas rahmat Allah Swt. dikategorikan sebagai orang sesat, sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Hijr/15: 55-56 berikut ini:

al-Hijr ayat 55 dan 56 beserta artinya

yang artinya:

“(Mereka) menjawab, “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa.” (55) Dia (Ibrahim) berkata, “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.” (56). (Q.S. al-Hijr/15: 55-56)

Cara untuk menumbuhkan sifat raja’ yaitu:

  • Muhasabah atas nikmat-nikmat Allah Swt.
  • Mempelajari dan memahami Al-Qur`an
  • Meyakini kesempurnaan karunia Allah Swt.

Adapun manfaat dari sifat raja’ yaitu:

  • Semangat dalam ketaatan kepada Allah Swt.
  • Tenang dalam menghadapi kesulitan
  • Merasa nikmat dalam beribadah kepada Allah Swt.
  • Menumbuhkan sifat optimis

 

Hakikat Tawakal Kepada Allah Swt.

Secara bahasa, tawakal berarti memasrahkan, menanggungkan sesuatu, mewakilkan atau menyerahkan.

Secara istilah, tawakal artinya menyerahkan segala permasalahan kepada Allah Swt. setelah melakukan usaha sekuat tenaga.

Seseorang yang bertawakal adalah seseorang yang mewakilkan atau menyerahkan hasil usahanya kepada Allah Swt.

Rasulullah Saw. menganjurkan umatnya untuk selalu menerapkan sikap tawakal dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini juga tertuang dalam firman Allah Swt. dalam Q.S. ar-Ra’d/13: 30 berikut ini:

ar-rad ayat 30 dan artinya

yang artinya:

“Demikianlah, Kami telah mengutus engkau (Muhammad) kepada suatu umat yang sungguh sebelumnya telah berlalu beberapa umat, agar engkau bacakan kepada mereka (Al-Qur’an) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka ingkar kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Katakanlah, “Dia Tuhanku, tidak ada tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertobat.” (Q.S. ar-Ra’d/13: 30)

Namun perlu diingat, tawakal bukan berarti pasrah begitu saja tanpa berusaha ya!

Tetap kita harus ikhtiar dulu baru tawakal!

Dikisahkan, ada sahabat Nabi Saw. datang menemui beliau tanpa terlebih dahulu mengikat untanya.

Saat ditanya, sahabat tersebut menjawab: ’Aku tawakal kepada Allah Swt.”.

Kemudian Nabi Saw. meluruskan kesalahan dalam memahami makna tawakal tersebut dengan bersabda”: ’Ikatlah terlebih dahulu untamu, kemudian setelah itu bertawakallah kepada Allah Swt.”

Nah adapun manfaat dari tawakal yaitu:

  • Tercukupinya semua keperluan
  • Mudah untuk bangkit dari keterpurukan
  • Tidak bisa dikuasai oleh setan
  • Memperoleh nikmat yang tiada henti
  • Menghargai hasil usaha

 

Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:

 

Latihan Soal PAI Kelas 10 Bab 7 Kurikulum Merdeka

 

Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 7 Kurikulum Merdeka.

Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.

Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.

Baca Juga: Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 8 Kurikulum Merdeka

3.9 29 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Anak Malas

Dislike karena gak bisa dicopy aj*

nanang

in syaa allah ini sangat bemanfaat,

nanang

Izin covas pak/bu

nayla diana

ada kesimpulannya ga kakk plissss

error: Maaf Dilarang Copas Ya :)
4
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x