Loading...
Kelas 10 Kurikulum MerdekaKurikulum MerdekaPPKN Kelas 10 Kurikulum MerdekaSMA Kurikulum Merdeka

Rangkuman Materi PPKN Kelas 10 Bab 1 Kurikulum Merdeka

Rangkuman Materi PPKN Kelas 10 Bab 1

Rangkuman Materi PPKN Kelas 10 Bab 1

Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.

Pada kesempatan kali ini, Admin akan membagikan materi baru nih untuk Kurikulum Merdeka terbaru.

Pada materi kali ini akan membahas tentang Rangkuman Materi PPKN Kelas 10 Bab 1 : Pancasila.

Yuk mari disimak!

KURIKULUM MERDEKA

Rangkuman Materi PPKN Kelas 10 Bab 1

Pancasila

 

Ide-Ide Pendiri Bangsa tentang Negara Merdeka

Pada perang dunia ke II, kondisi Jepang terdesak.

Mencermati situasi yang semakin terdesak tersebut, pada peringatan Pembangunan Djawa Baroe pada 1 Maret 1945, Jepang mengumumkan rencananya untuk membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPK).

Akhirnya Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/ BPUPK) pada 29 April 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito, atas izin Panglima Letnan Jenderal Kumakichi Harada.

Di dalam BPUPK, terdapat dua badan yaitu:

  • Badan Perundingan atau Badan Persidangan
  • Kantor Tata Usaha atau sekretariat

Ketua BPUPK adalah KRT Radjiman Wedyodiningrat

Wakil Ketua BPUPK adalah Ichibangase Yosio dan Raden Pandji Soeroso

BPUPK melaksanakan 2 kali sidang:

  • 29 Mei-1 Juni 1945 membahas tentang Dasar Negara
  • 10-17 Juli 1945 membahas tentang Rancangan Undang-Undang Dasar

Koleksi Pringgodigdo menyebutkan beberapa nama yang berpidato pada 29 Mei 1945, yaitu:

  • Margono
  • Sosrodiningrat
  • Soemitro
  • Wiranatakoesoema
  • Woerjaningrat
  • Soerjo
  • Soesanto
  • Soedirman
  • Dasaad
  • Rooseno
  • Aris

Pada 30 Mei 1945, ada sembilan tokoh yang berpidato pada sidang BPUPK, yaitu:

  • M. Hatta
  • H. Agoes Salim
  • Samsoedin
  • Wongsonagoro
  • Soerachman
  • Soewandi
  • A. Rachim
  • Soekiman
  • Soetardjo

Pada sidang BPUPK tanggal 31 Mei 1945, ada empat belas tokoh yang menyampaikan pidato, yaitu:

  • Soepomo
  • Abdul Kadir
  • Hendromartono
  • Mohammad Yamin
  • Sanoesi
  • Liem Koen Hian
  • Moenandar
  • Dahler
  • Soekarno
  • Ki Bagoes Hadikoesoemo
  • Koesoema Atmaja
  • Oei Tjong Hauw
  • Parada Harahap
  • Boentaran

Pada tanggal 1 Juni, anggota BPUPK yang menyampaikan pidato di antaranya:

  • Baswedan
  • Mudzakkir
  • Otto Iskandardinata
  • Soekarno

Terdapat tiga pokok bahasan dalam sidang BPUPK berkenaan dengan dasar negara, yaitu:

  • apakah Indonesia akan dijadikan sebagai negara kesatuan atau negara federal (bondstaat) atau negara perserikatan (statenbond)
  • masalah hubungan agama dan negara
  • apakah negara akan menjadi republik atau kerajaan

Dalam sidang BPUPKI ada beberapa tokoh yang menyampaikan ide tentang dasar negara, yaitu:

  • Mohammad Yamin
  • Soepomo
  • Soekarno

Mohammad Yamin dalam pidatonya menyampaikan:

  • Peri Kebangsaan
  • Peri Kemanusiaan
  • Peri Ketuhanan
  • Peri Kerakyatan
  • Kesejahteraan Rakyat

Selain itu, Mohammad Yamin disebutkan membuat konsep tertulis tentang Indonesia merdeka, yang isinya berbeda dengan isi pidatonya:

  • Ketuhanan Yang Maha Esa
  • Kebangsaan persatuan Indonesia
  • Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Soepomo menyampaikan lima dasar bagi negara merdeka, yaitu:

  • Persatuan
  • Kekeluargaan
  • Keseimbangan lahir dan batin,
  • Musyawarah
  • Keadilan rakyat

Ir. Soekarno menyampaikan pula lima dasar bagi negara merdeka, yaitu:

  • Kebangsaan Indonesia
  • Internasionalisme atau peri-kemanusiaan
  • Mufakat atau demokrasi
  • Kesejahteraan Sosial
  • Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa

Kelima prinsip dasar atau philosophische grondslag atau weltanschauung tersebut oleh Soekarno tidak disebut dengan Panca Dharma.

Dengan petunjuk temannya yang ahli bahasa, kelima prinsip tersebut dinamakan sebagai Pancasila.

 

Panitia Sembilan dan Mukadimah Dasar Negara

Setelah sidang pertama BPUPK usai, sejumlah anggota BPUPK mengadakan pertemuan untuk membicarakan langkah berikutnya, yang kemudian terbentuk dua panitia kecil.

Panitia pertama beranggotakan delapan orang.

Panitia kedua beranggotakan sembilan orang.

Berikut nama anggotanya secara lengkap:

panitia delapan dan panitia sembilan

Panitia delapan berhasil membuat sembilan pokok pikiran yang diusulkan para anggota BPUPK, yaitu:

  • Usulan yang meminta Indonesia merdeka selekas-lekasnya;
  • Usulan yang meminta mengenai dasar negara;
  • Usulan yang meminta mengenai soal unifikasi atau federasi;
  • Usulan yang meminta mengenai bentuk negara dan kepala negara;
  • Usulan yang meminta mengenai warga negara;
  • Usulan yang meminta mengenai daerah;
  • Usulan yang meminta mengenai agama dan negara;
  • Usulan yang meminta mengenai pembelaan;
  • Usulan yang meminta mengenai keuangan.

Sementara itu, Panitia Sembilan mengadakan rapat pada 22 Juni 1945 tentang dasar negara dan berlangsung alot karena terkait relasi agama dan negara.

Dengan mengacu kepada seluruh masukan para anggota BPUPK, terutama pidato Soekarno yang secara gamblang menjelaskan dasar negara, akhirnya disepakatinya rancangan asas atau dasar Indonesia Merdeka, yang diberi nama oleh Soekarno sebagai Mukadimah, Moh. Yamin menyebutnya sebagai Piagam Jakarta.

Isi dari Piagam Jakarta adalah:

  • Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya;
  • Kemanusiaan yang adil dan beradab;
  • Persatuan Indonesia;
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan;
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hasil keputusan Panitia Sembilan tersebut kemudian dilaporkan ke hadapan seluruh anggota BPUPK pada 22 Juni 1945.

Karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya, BPUPK dibubarkan pada 7 Agustus 1945 dan dibentuklah PPKI pada 9 Agustus 1945.

PPKI kala itu belum menjalankan tugas karena situasi Indonesia semakin memanas karena kekalahan Jepang.

Seiring dengan itu, terjadi kekosongan kekuasaan, sehingga situasi tersebut dimanfaatkan oleh para pendiri bangsa untuk mempercepat kemerdekaan Indonesia.

Akhirnya, Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.

Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, 18 Agustus 1945, PPKI melaksanakan sidang.

Dalam sidang inilah, peristiwa penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta terjadi.

Mohammad Hatta adalah salah satu tokoh penting di balik ide penghapusan tujuh kata tersebut.

Kata-kata yang mana yang dihapus?

Kata-kata : dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Karena khawatir dengan adanya tujuh kata tersebut sehingga berpotensi terjadi perpecahan.

 

Penerapan Pancasila dalam Konteks Berbangsa

Penerapan Sila Pertama:

  • Menjalankan kepercayaan masing-masing dengan sepenuh hati
  • Menghormati dan menghargai agama orang lain
  • Tidak memaksakan keyakinan kita kepada orang lain

Penerapan Sila Kedua:

  • Setiap orang memiliki hak yang sama
  • Menjalankan norma sosial budaya yang berlaku
  • Membantu orang lain yang mengalami kesulitan

Penerapan Sila Ketiga:

  • Mencintai produk dalam negeri
  • Tidak membeda-bedakan teman
  • Menjaga ketertiban

Penerapan Sila Keempat:

  • Mengikuti musyawarah
  • Menghargai keputusan dalam musyawarah
  • Bebas mengeluarkan pendapat

Penerapan Sila Kelima:

  • Melaksanakan hak dan kewajiban dengan seimbang
  • Membantu teman yang kesulitan
  • Tidak membeda-bedakan orang lain berdasarkan gender, suku, ras atau apapun

 

Ber-Pancasila di Era Media Sosial

Media sosial itu bermata dua.

Satu sisi ia dapat menjadi alat untuk menebar kebaikan, tetapi sisi lain ia juga dapat menjadi alat untuk melakukan pengrusakan sosial.

Kata kuncinya adalah bagaimana agar media sosial dapat digunakan untuk melakukan kebaikan, membantu sesama, dan menyuarakan keadilan.

 

Gotong Royong

Kata gotong royong berasal dari bahasa Jawa, yaitu gotong dan royong.

Gotong artinya pikul atau angkat.

Sedangkan royong artinya bersama-sama.

Dengan demikian, secara harfiah gotong royong dapat diartikan mengangkat beban secara bersama-sama agar beban menjadi ringan.

Koentjaraningrat membagi gotong royong yang terdapat pada masyarakat pedesaan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:

  • Tolong-menolong dalam aktivitas pertanian;
  • Tolong-menolong dalam aktivitas sekitar rumah tangga;
  • Tolong-menolong dalam aktivitas persiapan pesta dan upacara;
  • Tolong-menolong dalam peristiwa kecelakaan, bencana, dan kematian.

Gotong royong harus dilandasi dengan semangat keikhlasan, kerelaan, kebersamaan, toleransi, dan kepercayaan.

 

Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:

 

Latihan Soal PPKN Kelas 10 Bab 1 Kurikulum Merdeka

 

Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang Rangkuman PPKN Kelas 10 Bab 1 Kurikulum Merdeka.

Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.

Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.

Baca Juga: Rangkuman PPKN Kelas 10 Bab 2 Kurikulum Merdeka

 

4 81 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Jumryani lestari

Rangkuman

Titik Safitri

terimakasih ijin share ya admin yang baik hati

merlina

good

Siti khadijah

Merdeka

Harun Adi

Latihannya kok ga bisa dibuka ya?????

viona

Bagus sekali

error: Maaf Dilarang Copas Ya :)
6
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x