Daftar Isi
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.
Pada kesempatan sebelumnya Admin telah membagikan materi IPS kelas 9 Bab 4: Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Pada kesempatan kali ini, Admin akan membagikan materi baru nih.
Nah kali ini Admin akan lebih spesifik membahas tentang rangkuman Materi IPS Kelas 9 Bab 4: Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Yuk mari disimak!
Rangkuman Materi IPS Kelas 9 Bab 4
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Setelah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia masih harus menghadapi Belanda yang ingin mengembalikan kekuasaannya atas Indonesia.
Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- Perjuangan Fisik
- Diplomasi
Apa saja perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan tersebut?
Mari kita bahas lebih detil!
Perjuangan Fisik dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Dalam mempertahankan kemerdekaan ada beberapa perjuangan fisik yang terjadi setelah 17 Agustus 1945, yaitu:
- Insiden Hotel Yamato
- Pertempuran Surabaya
- Pertempuran Lima Hari di Semarang
- Pertempuran Ambarawa
- Bandung Lautan Api
- Pertempuran Medan Area
- Pertempuran Puputan Margarana
- Serangan Umum 1 Maret 1949
Berikut penjelasan secara rincinya.
Insiden Hotel Yamato
Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi bendera Indonesia.
Ingat, bendera Belanda itu Merah Putih Biru.
Insiden Hotel Yamato terjadi pada tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato, Surabaya.
Ini semua bermula karena pihak Belanda berani-beraninya mengibarkan bendera Belanda, sehingga memicu kemarahan rakyat Surabaya.
Sehingga pada akhirnya bendera Belanda bagian birunya dapat dirobek dan kembali menjadi bendera Merah Putih yang berkibar.
Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya berlangsung sejak tanggal 27 Oktober sampai 20 November 1945.
Pertempuran yang paling besar terjadi pada tanggal 10 November 1945.
Pada 25 Oktober 1945 Brigade 49/Divisi India ke-23 tentara Sekutu di bawah komando Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby tiba di Surabaya.
Tujuan mereka untuk melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan para tahanan perang Sekutu di Indonesia.
Ternyata eh ternyata, NICA membonceng bersama rombongan tentara sekutu.
Hingga akhirnya pada tanggal 30 Oktober 1945, terjadi bentrokan antara tentara Indonesia melawan tentara Inggris dan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby tewas dalam bentrokan ini.
Pada tanggal 9 November 1945, pihak sekutu mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya.
Pada tanggal 10 November 1945, tentara Inggris melakukan serangan besar yang melibatkan 30.000 pasukan, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang.
Pihak Inggris menganggap Indonesia akan takut dan selesai dalam beberapa hari saja.
Namun Bung Tomo dan tokoh-tokoh agama terus menggerakan semangat perlawanan pejuang Surabaya.
Hingga perlawanan terus berlanjut berhari-hari bahkan berlangsung beberapa minggu.
Meskipun akhirnya kota Surabaya berhasil dikuasai tentara Sekutu, namun Pertempuran Surabaya menjadi simbol nasional atas perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan.
Untuk mengenang peristiwa heroik di Surabaya, tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pada tanggal 14 Oktober 1945, tersiar kabar bahwa Jepang telah meracuni cadangan air minum di Candi, Semarang.
Dokter Karyadi memberanikan diri untuk memeriksa air minum tersebut, namun Jepang menembaknya sehingga ia gugur.
Pada tanggal 15 sampai dengan 20 Oktober 1945, terjadi pertempuran antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dibantu oleh barisan pemuda dengan tentara Jepang yang persenjataannya lebih lengkap.
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa adalah peristiwa perlawanan rakyat Indonesia terhadap tentara Sekutu yang terjadi di Ambarawa, Jawa Tengah.
Pada 20 Oktober 1945, tentara sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel tiba di Semarang.
Tujuannya? Klasik, melucuti senjata tentara Jepang dan mengurus tawanan perang tentara Jepang yang ada di Jawa Tengah.
Ujung-ujunya ternyata diboncengi NICA juga.
Pada saat mereka membebaskan tawanan, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan dari pihak Indonesia.
Pada tanggal 12 Desember 1945, Kolonel Sudirman mengadakan rapat dengan para Komandan TKR dan Laskar.
Kemudian pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan Indonesia melancarkan serangan terhadap tentara Sekutu di Ambarawa.
Setelah berlangsung beberapa hari, pada tanggal 15 Desember 1945, pasukan Indonesia berhasil mengalahkan tentara Sekutu dan menguasai kota Ambarawa.
Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1946.
Pada tanggal 12 Oktober 1945, Brigadir Mac Donald dan pasukannya datang di Bandung.
Sejak awal kedatangannya, hubungan tentara Sekutu dengan pihak Republik Indonesia sudah tidak baik.
Pertentangan antara pihak sekutu dan pihak Indonesia semakin meruncing, pada tanggal 23 Maret 1946 meletus pertempuran antara rakyat Bandung melawan Sekutu.
Akhirnya pemerintah Republik Indonesia menginstruksikan agar kota Bandung dikosongkan, sebelum
meninggalkan kota Bandung, TRI dan rakyat membakar kota Bandung.
Peristiwa ini dikenal sebagai Bandung Lautan Api.
Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 9 Oktober 1945, Pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly tiba di kota Medan.
Mereka bertujuan mengambil alih pemerintahan.
Hal ini memicu munculnya perlawanan rakyat di kota Medan.
Pertempuran pertama meletus pada tanggal 13 Oktober 1945 antara para pemuda dengan pasukan Sekutu.
Pada 1 Desember 1945, tentara Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Areas di pinggiran Kota Medan dengan tujuan untuk menunjukkan daerah kekuasaan mereka.
Sejak saat itu, istilah Medan Area menjadi terkenal.
Selanjutnya pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu melancarkan operasi militer secara besar-besaran terhadap para Pejuang Indonesia dengan mengikutsertakan pesawat-pesawat tempurnya.
Pertempuran Puputan Margarana
Pertempuran Puputan Margarana merupakan salah satu pertempuran antara Indonesia dan Belanda yang terjadi pada tanggal 20 November 1945.
Pada 18 November 1946, I Gusti Ngurah Rai menyerang kedudukan Belanda di daerah Tabanan.
Dalam pertempuran ini, pasukan Ngurah Rai melakukan ‘puputan’ atau perang habis-habisan.
Pertempuran berakhir dengan gugurnya Letkol I Gusti Ngurah Rai bersama 96 orang anggota pasukannya.
Adapun di pihak Belanda, diperkirakan sebanyak 400 tentara Belanda tewas dalam pertempuran ini.
Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949.
Serangan Umum 1 Maret 1949 dilakukan oleh pasukan TNI dari Brigade 10/Wehkreise III di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soeharto, setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX (Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta).
Pagi hari pada tanggal 1 Maret 1949 sekitar pukul 06.00 WIB sewaktu sirine berbunyi tanda jam malam telah berakhir, serangan umum dilancarkan dari segala penjuru kota.
Pasukan Belanda tidak menduga akan ada serangan mendadak seperti itu, sehingga dalam waktu yang relatif
singkat pasukan TNI berhasil memukul mundur pasukan Belanda keluar Yogyakarta.
Dalam Serangan Umum TNI akhirnya berhasil menduduki Yogyakarta selama enam jam.
Perjuangan Diplomasi
Nah itu dia diatas adalah perjuangan fisik, bagaimana dengan perjuangan diplomasi?
Perjuangan diplomasi adalah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan melalui jalur perundingan.
Apa saja perundingan yang pernah terjadi?
Beberapa perundingan itu adalah:
- Perundingan Linggarjati
- Perundingan Renville
- Perundingan Roem–Royen
- Konferensi Meja Bundar
Let’s go mari bahas!
Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggajati dilaksanakan pada tanggal 10 November 1946.
Perundingan Linggarjati dilaksanakan di Linggajati, Kuningan, Jawa Barat.
Perundingan ini terjadi antara Indonesia dan Belanda.
Perundingan ini menghasilkan beberapa kesepakatan yang ditandatangani secara resmi oleh kedua negara pada tanggal 25 Maret 1947.
Dalam perundingan Linggarjati terdapat tiga delegasi.
Delegasi dari Indonesia adalah Sutan Syahrir.
Delegasi dari Belanda adalah Wim Schermerhorn.
Delegasi dari Inggris adalah Lord Killearn.
Isi Perundingan Linggarjati adalah:
- Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu, Sumatra, Jawa, dan Madura.
- Belanda harus meninggalkan wilayah Republik Indonesia paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
- Republik Indonesia dan Belanda sepakat membentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), di mana salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.
- Dalam bentuk RIS, Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth /persemakmuran Indonesia-Belanda dengan dengan ratu Belanda sebagai ketuanya.
Meskipun Persetujuan Linggajati telah ditandatangani, hubungan Indonesia dengan Belanda tidak bertambah baik.
Belanda menganggap bahwa Belanda berdaulat atas wilayah Indonesia, sementara Indonesia menganggap bahwa Indonesia yang berdaulat sebelum RIS terbentuk.
Kemudian Belanda melakukan penyerangan secara tiba-tiba terhadap daerah-daerah yang menjadi wilayah RI sesuai hasil Perjanjian Linggajati, pada 21 Juli 1947.
Peristiwa yang terjadi pada 21 Juli 1947 tersebut dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I.
Perundingan Renville
Agresi Militer Belanda I mendapat reaksi keras dari dunia internasional, khususnya dalam forum PBB.
Dalam rangka usaha penyelesaian damai, maka Dewan Keamanan PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN).
Negara-negara anggota Komisi Tiga Negara adalah:
- Australia
- Belgia
- Amerika Serikat
KTN kemudian mengusulkan sebuah perundingan yang diselenggarakan di atas kapal Angkatan Laut Amerika Serikat yang bernama USS Renville yang berlabuh di teluk Jakarta.
Perundingan ini dikenal dengan nama perundingan Renville.
Dalam perundingan ini terdapat beberapa delegasi.
Delegasi dari Indonesia adalah Amir Syarifuddin Harahap.
Delegasi dari Belanda adalah Abdul Kadir Widjojoatmodjo.
Delegasi dari KTN adalah Frank Porter Graham dan Richard Kirby.
Isi perundingan Renville adalah:
- Penghentian tembak menembak.
- Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia.
- Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda.
- TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah pendudukan Belanda di Jawa Barat dan Jawa Timur.
- Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah-daerah yang didudukinya dengan melalui masa peralihan terlebih dahulu.
Kesepakatan yang dicapai pada perundingan Renville ternyata juga diingkari oleh Belanda.
Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II.
Perundingan Roem–Royen
Untuk mengatasi agresi militer Belanda, PBB mengadakan sidang pada tanggal 22 Desember 1948 dan menghasilkan sebuah resolusi yang isinya mendesak supaya permusuhan antara Indonesia dan Belanda segera dihentikan dan pemimpin Indonesia yang ditahan segera dibebaskan.
KTN disini ditugaskan kembali dan dirubah namanya menjadi UNCI.
UNCI singkatan dari United Nations Commission for Indonesia.
Pada tanggal 14 April 1949 terjadi kembali perundingan di Hotel Des Indes, Jakarta.
Perundingan tersebut disebut Perundingan Roem-Royen.
Delegasi dari Indonesia adalah Mr. Moh. Roem.
Delegasi dari Belanda adalah Dr. J. H. van Royen.
Delegasi dari UNCI adalah Merle Cochran.
Isi perundingan roem-royen adalah :
- Pihak Indonesia menyatakan kesediaan untuk:
- Menghentikan perang gerilya.
- Bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan.
- Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag.
- Pihak Belanda menyatakan kesediaan untuk:
- Menyetujui kembalinya pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta;
- Menjamin penghentian gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik;
- Tidak akan mendirikan negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia sebelum 19 Desember 1948
- Berusaha dengan sesungguh-sungguhnya supaya KMB segera diadakan sesudah pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta.
Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah sebuah pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23Agustus sampai 2 November 1949.
Konfrensi ini merupakan titik terang bagi bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaannya.
Delegasi dari Indonesia adalah Drs. Moh Hatta.
Delegasi dari Belanda adalah J.H. van Maarseveen.
Delegasi dari BFO adalah Sultan Hamid II.
Delegasi dari UNCI adalah Chritchley.
Isi konferensi meja bundar adalah:
- Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
- Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
- Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS
- Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia- Belnada yang diketuai Belanda.
- RIS harus membayar semua utang Belanda sejak tahun 1942.
Pada tanggal 27 Desember 1949 pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan atas Republik Indonesia Serikat.
Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:
Latihan Soal IPS Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang rangkuman Materi IPS Kelas 9 Bab 4: Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.
Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.