Loading...
IPS Kelas 10 Kurikulum MerdekaKelas 10 Kurikulum MerdekaKurikulum MerdekaSMA Kurikulum Merdeka

Rangkuman Materi IPS Kelas 10 Tema 2 Kurikulum Merdeka

IPS Kelas 10 tema 2 kurikulum merdeka

IPS Kelas 10 Tema 2 Kurikulum Merdeka

Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.

Pada kesempatan sebelumnya Admin telah membagikan Rangkuman Materi IPS Kelas 10 Tema 1 tentang  Sejarah Indonesia: Manusia, Ruang, dan Waktu.

Pada kesempatan kali ini, Admin akan membagikan materi baru nih untuk Kurikulum Merdeka terbaru.

Pada materi kali ini akan membahas tentang Rangkuman Materi IPS Kelas 10 Tema 2 tentang Sosiologi: Individu dan Masyarakat

Yuk mari disimak!

KURIKULUM MERDEKA

Rangkuman IPS Kelas 10 Tema 2

Sosiologi: Individu dan Masyarakat

 

Kelahiran Sosiologi

Sosiologi lahir dari situasi dan kondisi masyarakat terutama di Eropa pada abad 18 ketika terjadi Revolusi Industri dan Revolusi Perancis.

Revolusi Industri adalah perubahan besar-besaran yang mengubah masyarakat agraris menjadi masyarakat industri yang berdampak pada kondisi sosial, ekonomi dan budaya.

Berbagai masalah sosial timbul, dan hal inilah yang melahirkan dan menjadikan sosiologi berkembang sebagai ilmu pengetahuan.

Menurut Auguste Comte, istilah sosiologi berasal dari gabungan dua bahasa yaitu:

  • dari bahasa Romawi socious yang berarti kawan
  • dari bahasa Yunani yaitu logos yang berarti bicara

Jadi sosiologi dapat di artikan berbicara mengenai masyarakat.

Auguste Comte dikenal sebagai bapak sosiologi.

Namun sebetulnya jauh sebelum Auguste Comte lahir sudah ada sejarawan yang bernama Ibnu Khaldun yang juga mengkaji tentang masyarakat pada abad ke 14.

Muncul banyak sosiolog, yaitu orang yang ahli ilmu kemasyarakatan (ilmu sosial); ahli sosiologi, seperti:

  • Emile Durkheim
  • Karl Marx
  • Max Weber
  • Talcott Parsons

Emile Durkheim membahas tentang bunuh diri dan menurutnya ada empat tipe bunuh diri yaitu:

  • egoistik
  • anomik
  • altruistik
  • fatalistik

Karl Marx melahirkan beberapa pemikiran dalam ilmu sosial, yang menjelaskan tentang konflik sosial, kelas sosial, agama, ideologi dan ekonomi suatu masyarakat.

Max Weber dengan teori terkenalnya yaitu Verstehen, yang berarti untuk memahami, digunakan untuk menganalisa dan menafsirkan mengapa individu melakukan tindakan sosial.

Menurut Max Weber, sosiologi adalah ilmu yang berupaya untuk memahami tindakan sosial.

Talcott Parsons dengan teori terkenalnya yaitu fungsionalisme struktural.

Berdasarkan teori ini, masyarakat terdiri dari berbagai bagian yang saling berhubungan, memiliki fungsi dalam suatu sistem yang terintegrasi sehingga membentuk keseimbangan.

 

Sifat Sosiologi

Sebagai ilmu yang berusaha menjelaskan berbagai fenomena sosial, sosiologi memiliki beberapa sifat yaitu:

  • Empiris
  • Teoritis
  • Kumulatif
  • Non Etis

Bersifat empiris maksudnya sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menghasilkan teori dan temuan melalui penelitian ilmiah baik dengan pengamatan, wawancara, dan analisa secara ilmiah atas fakta-fakta sosial, bukan berdasarkan asumsi ataupun dugaan.

Bersifat teoritis maksudnya sosiologi berusaha menyusun temuan dan kesimpulan, menjelaskan tentang hubungan sebab-akibat, korelasi antar berbagai variabel atau faktor melalui penelitian ilmiah.

Bersifat kumulatif maksudnya teori dalam sosiologi senantiasa berkembang dan dinamis sesuai dengan dinamika masyarakat.

Bersifat non etis maksudnya sosiologi bukan ilmu yang mempersoalkan tentang benar dan salah, atau baik dan buruk, tetapi berusaha menjelaskan dan mengungkapkan berbagai gejala ataupun masalah sosial.

 

Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli

Ada beberapa pengertian sosiologi menurut para ahli, antara lain:

  • Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan
    proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
  • Menurut Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok.
  • Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat.

 

Fokus Kajian Sosiologi

Berikut ini adalah beberapa fokus kajian sosiologi:

  • Interaksi sosial dan tindakan sosial
  • Sosialisasi
  • Kelompok sosial
  • Hubungan antarkelompok
  • Penduduk
  • Komformitas dan penyimpangan
  • Perilaku kolektif dan gerakan sosial
  • Perubahan sosial
  • Kajian perempuan dan gender
  • Norma dan lembaga sosial
  • Kebudayaan
  • Struktur sosial
  • Kesejahteraan dan kemiskinan
  • dll

 

Pengelompokkan Masyarakat

Pengelompokan masyarakat menurut Kinloch (1979) mengacu dari beberapa kriteria, seperti:

  • Kriteria fisik yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia (tua-muda), dan ras.
  • Pengelompokan sosial berdasarkan kriteria kebudayaan yaitu suku dan agama.
  • Kriteria ekonomi yaitu mereka yang memiliki kekuasaan ekonomi dan tidak memiliki kekuasaan atas ekonomi.
  • Kriteria berdasarkan perilaku, yaitu mereka yang memiliki perilaku yang mirip (minat yang sama).

 

Sosiologi Sebagai Ilmu yang Berparadigma Ganda

Menurut seorang sosiolog bernama George Ritzer, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki dan menggunakan berbagai paradigma yang
melahirkan banyak perspektif dan teori untuk menganalisis berbagai kajian sosiologi dalam rangka membantu memahami kehidupan sosial.

Selanjutnya, Ritzer (1975) membagi tiga paradigma utama, yaitu:

  • Paradigma Fakta Sosial
  • Paradigma Definisi sosial
  • Paradigma Perilaku sosial

Pada paradigma fakta sosial, fokus kajian sosiologi adalah fakta sosial, baik dalam bentuk bendawi (ragawi, material) maupun tidak berbenda (non-material) seperti ide ataupun gagasan.

Berdasarkan paradigma ini norma, aturan, pemerintahan, peran sosial, status sosial, kelas sosial merupakan fakta sosial.

Selanjutnya paradigma definisi sosial menurut Max Weber, berusaha memahami dan menafsirkan mengapa individu melakukan tindakan sosial dan makna dari tindakan tersebut.

Teori tersebut dikembangkan menjadi interaksionisme simbolik, dimana menjelaskan tentang makna dan simbol dalam interaksi sosial
yang dilekatkan individu pada lingkungannya.

Bagi penganut paradigma definisi sosial, subjek masih punya kesempatan untuk berkreasi dan otonom.

Individu tidak dipandang sebagai subjek yang selalu dikontrol sepenuhnya oleh norma dan aturan sosial.

Kemudian dalam paradigma perilaku sosial menekankan kajiannya pada proses individu dalam melakukan hubungan sosial di lingkungannya.

Cara individu beradaptasi dalam proses interaksi sehingga memengaruhi perilaku sosial menjadi penekanan pada paradigma ini.

Berdasarkan paradigma ini, individu bukan manusia yang bebas.

Individu berperilaku tertentu disebabkan menyesuaikan dan merespon lingkungan sosialnya.

Masih bingung?

Simple nya gini:

  • Paradigma Fakta Sosial : perilaku manusia yang selalu berdasarkan data dan fakta
  • Paradigma Definisi Sosial: perilaku manusia yang berdasarkan keinginan manusia itu sendiri
  • Paradigma Perilaku Sosial: perilaku manusia yang berdasarkan dorongan dari keadaan lingkungan

tiga paradigma sosial

 

Penelitian Sosial

Penelitian menurut KBBI adalah:

  • pemeriksaan yang teliti; penyelidikan;
  • kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.

Dalam melakukan penelitian, kita bisa menggunakan beberapa metode, antaralain:

  • Metode Penelitian Kuantitatif
  • Metode Penelitian Kualitatif
  • Metode Penelitian Campuran

Mati kita bahas lebih jauh untuk metode penelitian ini.

Metode Penelitian Kuantitatif

Menurut John W. Creswell, penelitian metode kuantitatif adalah metode penelitian yang menguji teori tertentu dan mencari data penelitian dengan cara meneliti hubungan antarvariabel.

Ada dua variabel dalam metode kuantitatif yaitu :

  • Variabel bebas (independent variable): faktor yang mempengaruhi
  • Variabel terikat (dependent variable): faktor yang dipengaruhi

Nah berikut ini adalah langkah-langkah penilitian kuantitatif:

  • Menentukan topik riset
  • Mencari informasi dari berbagai sumber
  • Membuat rumusan masalah
  • Melakukan pengukuran dan pengujian hubungan antarvariabel
  • Melakukan survei, bisa berupa angket dan kuesioner kepada responden
  • Mengolah data dan analisis data penelitian
  • Membuat laporan penelitian
  • Membuat kesimpulan dan rekomendasi

 

Metode Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif mengutamakan kualitas data.

Bentuk data dari metode kualitatif adalah pernyataan, pendapat, serta gambaran (deskripsi) dari subyek penelitian.

Teknik pengumpulan data pada metode kualitatif diperoleh melalui pengamatan (observasi) dan wawancara dengan subyek penelitian.

Jadi langkah-langkah dalam penilitian kualitatif adalah:

  • Menentukan minat riset
  • Membaca dari berbagai sumber dan hasil penelitian sebelumnya
  • Membuat rumusan masalah
  • Melakukan pengamatan dan wawancara
  • Mengolah data dan analisis data
  • Menyusun laporan penelitian
  • Menuliskan kesimpulan dan rekomendasi

 

Metode Penelitian Campuran

Metode penelitian campuran (mixed methods) adalah campuran antara metode kuantitatif dan metode kualitatif.

Biasanya peneliti menggunakan metode penelitian campuran untuk menguatkan data-datanya, baik yang berupa angka maupun pernyataan subyek penelitian.

 

Sumber penelitian

Sumber penelitian adalah rujukan yang berupa data dan informasi yang terdiri atas data primer dan data sekunder.

Data primer adalah informasi yang didapat dari hasil wawancara, pengamatan, dan survei yang diperoleh secara langsung dari subyek penelitian.

Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber, misalnya data statistik, informasi, atau data dari penelitian sebelumnya, dokumen, foto, video, laporan, dan bentuk-bentuk lainnya.

Namun perlu diingat ya dalam mengolah data sekunder pastikan diperoleh dari sumber yang terpercaya.

 

Etika Penelitian

Etika penelitian adalah aturan yang seharusnya dilakukan selama proses kegiatan hingga pelaporan penelitian.

Berikut ini adalah etika dalam melakukan penelitian:

  • Bukan hasil plagiasi
  • Meminta izin dengan membuat surat yang menyatakan kesediaan untuk terlibat dalam penelitian (informed consent)
  • Menjaga sopan santun selama melakukan pengumpulan data penelitian
  • Menjaga kerahasiaan identitas subjek penelitian
  • Tidak boleh memanipulasi data penelitian
  • Penelitian harus bersifat objektif dan tidak boleh bias

 

Tindakan Sosial

Setelah memahami tentang penelitian sosial, kita masuk ke materi tindakan sosial.

Tindakan sosial adalah tindakan yang mengandung makna ketika individu berhubungan dengan individu lain di mana hasil tindakan tersebut memengaruhi perilaku orang lain.

Max Weber membedakan empat tipe tindakan sosial yang dibedakan berdasarkan konteks motif para pelakunya, yaitu:

  • Tindakan Rasionalitas Instrumental
  • Tindakan Rasional Nilai
  • Tindakan Afektif
  • Tindakan Tradisional

Tindakan rasionalitas instrumental adalah tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan praktis yang didasarkan pada kesesuaian antara tujuan serta ketersediaan alat yang digunakan untuk mencapainya (berorientasi tujuan).

Tindakan rasional nilai adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan nilai seperti etika, estetika, moral, dan religi.

Tindakan afektif adalah tindakan yang dilakukan lebih berdasarkan faktor emosi/perasaan.

Tindakan tradisional adalah tindakan yang dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan atau lazim dilakukan.

 

Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah tindakan sosial yang bersifat timbal balik (mutualistik) antara dua pihak atau lebih.

Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi.

Ada empat faktor terjadinya interaksi sosial menurut Soekanto & Sulistyowati (2017: 58-59), yaitu:

  • Imitasi
  • Sugesti
  • Identifikasi
  • Simpati

Imitasi adalah tindakan seseorang meniru orang lain.

Kemudian sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau bersikap dan kemudian pandangan tersebut diterima pihak lain.

Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.

Simpati merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik dengan pihak lain.

Interaksi sosial sendiri dapat terjadi antara:

  • Antar individu
  • Individu-kelompok
  • Antar kelompok

 

Macam-Macam Interaksi Sosial

Menurut Gillin dan Gillin (1954), ada dua bentuk interaksi sosial, yaitu:

  • Interaksi Sosial Asosiatif
  • Interaksi Sosial Disosiatif

Kita akan bahas lebih jauh ya biar lebih jelas.

 

Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi sosial asosiatif dapat diartikan sebagai bentuk proses sosial yang mengarah kepada kerja sama antar pihak.

Ada beberapa macam bentuk interaksi sosial asosiatif, yaitu:

  • Kerja sama
  • Akomodasi
  • Asimilasi
  • Akulturasi

Kerja sama adalah interaksi sosial manakala terdapat dua pihak atau lebih mengikatkan diri untuk memenuhi ke pen tingan bersama atau karena adanya persamaan tujuan.

Akomodasi adalah upaya meredakan ketegangan karena pertentangan yang terjadi dengan cara memenuhi sebagian tuntutan dari pihak-pihak yang bertikai.

Asimilasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang menghasilkan kebudayaan baru.

Akulturasi adalah proses dua budaya atau lebih berinteraksi, namun masing-masing kebudayaan tetap mempertahankan identitasnya serta batas-batas perbedaan antar budaya tidak hilang.

 

Interaksi Sosial Disosiatif

Interaksi sosial disosiatif mengarah kepada pertentangan antara pihak yang terlibat.

Ada beberapa macam bentuk interaksi sosial disosiatif, yaitu:

  • Kompetisi
  • Kontravensi
  • Konflik

Kompetisi adalah proses sosial bilamana para pihak yang terlibat bersaing berebut sesuatu.

Kontravensi mewakili bentuk proses disosiatif yang lebih tinggi dibanding persaingan, tetapi tidak sampai mengalami pertentangan.

Konflik merupakan proses disosiatif di mana pihak yang terlibat berusaha mencapai tujuannya dengan cara menantang atau menyerang lawan termasuk dengan kekerasan.

 

Identitas Sosial

Dalam KBBI, kata identitas mengandung pengertian “ciri-ciri, keadaan khusus seseorang, atau jati diri.”

Sedangkan dalam Kamus Merriam-Webster, identitas yaitu sebagai kesamaan ciri-ciri antar beberapa manusia serta ciri-ciri yang membedakan manusia yang satu dengan yang lain.

Jadi bisa disimpulkan bahwa identitas adalah ciri-ciri yang melekat dan tertanam dalam diri setiap manusia.

Identitas itu terbentuk dan dibentuk yang dapat diteropong dalam dua cara pandang menurut Stuart Hall (1990), yaitu identitas sebagai wujud (identity as being) dan identitas sebagai proses menjadi (identity as becaming).

Identitas sebagai wujud dilihat dari ciri fisik, sedangkan identitas sebagai proses menjadi dibentuk dari proses sosial.

Identitas menjadi dasar bagi seseorang untuk mengikatkan dirinya pada komunitas atau kelompoknya.

Ikatan tersebut memunculkan kedekatan dengan orang-orang yang memiliki kesamaan identitas sehingga dapat membuka diri.

Nah proses membuka diri terhadap individu yang memiliki kesamaan identitas disebut dengan watak inklusif.

Tapi kita tahu bahwa tidak semua komunitas atau kelompok itu sama, pasti ada perbedaan.

Dimana ini seringkali membawa dampak buruk juga yaitu pemikiran superioritas, dimana merasa satu kelompok merasa lebih unggul daripada kelompok lain.

Ini yang disebut watak eksklusif, dimana suatu kelompok membatasi dirinya dengan kelompok lain.

 

Lembaga Sosial

Ada beberapa pengertian lembaga sosial, yaitu:

  • Menurut Horton dan Hunt, lembaga sosial adalah sistem norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang menurut masyarakat penting.
  • Menurut Robert Mac Iver dan C.H. Page, lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
  • Menurut Koentjaraningrat, pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan yang kompleks dalam kehidupan masyarakat.

Kalau kita perhatikan semuanya, pasti ada hubungan dengan sebuah “aturan”, tahu kan aturan dalam masyarakat disebutnya apa?

Yap norma.

Proses terjadi dan berkembangnya lembaga sosial berawal dari norma yang telah terbentuk dalam suatu masyarakat dalam jangka waktu yang lama.

Berdasarkan tingkatan dan daya ikatnya, secara sosiologis terdapat empat norma yaitu:

  • Cara (usage)
  • Kebiasaan (folkways)
  • Tata kelakuan (mores)
  • Adat istiadat (custom)

Untuk melembagakan norma agar dipatuhi oleh individu dalam suatu masyarakat, maka terdapat sistem pengendalian sosial.

Terdapat dua alasan mengapa terdapat sistem pengendalian sosial, yaitu:

  • Pengendalian sosial sebagai bentuk preventif (pencegahan) agar tidak dilanggar, tidak diulang dan tidak ditiru oleh individu lainnya.
  • Pengendalian sosial dapat dianggap sebagai represif (tekanan) yang dirasakan oleh individu karena mendorong individu untuk mematuhi aturan.

Nah ada berbagai jenis lembaga sosial yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat yaitu:

  • lembaga keluarga
  • lembaga agama
  • lembaga politik
  • lembaga pendidikan
  • lembaga ekonomi

Ada dua fungsi dari lembaga sosial, yaitu:

  • Fungsi laten secara sederhana dipahami sebagai fungsi yang tersembunyi yang tidak disadari oleh anggota suatu lembaga sosial.
  • Fungsi manifes dapat dipahami sebagai fungsi yang dikehendaki, disadari dan diakui oleh anggota suatu masyarakat.

Kemudian beberapa fungsi umum dari lembaga sosial menurut Soekanto (2009:171) adalah:

  • Memberikan pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana mereka berperilaku, menghadapi tantangan atau masalah dan memenuhi kebutuhan.
  • Menjaga keutuhan masyarakat.
  • Memberikan pegangan dengan cara melakuan pengendalian sosial.

 

Kelas Sosial

Setiap individu yang menjadi anggota masyarakat tentu saja berbeda antara satu dengan lainnya.

Baik itu dalam fisik, ekonomi, dan lainnya.

Hal ini membuat setiap orang seperti memiliki “kelas” masing-masing.

Sehingga muncul istilah kelas sosial.

Kelas sosial dapat dipahami sebagai kesadaran atas golongan individu atau kelompok dalam suatu lapisan tertentu di masyarakat.

Biasanya yang menjadi tolak ukur dari kelas sosial adalah:

  • ekonomi (kekayaan)
  • kekuasaan dan kehormatan (jabatan)
  • pendidikan (ilmu pengetahuan)

Istilah kelas sosial ini bahkan sudah ada dari jaman kerajaan loh, dikenal dengan sistem kasta.

Ada piramida kelas sosial kala itu, yang bisa kita bagi menjadi 3, yaitu:

  • Kelas atas (upper class)
  • Kelas menengah (middle class)
  • Kelas bawah (lower class)

Terkait dengan sistem pelapisan sosial, menurut Soekanto (2009), terdapat tiga sistem lapisan sosial di suatu masyarakat, yaitu:

  • Pelapisan sosial terbuka adalah sistem pelapisan masyakarakat yang memberikan kesempatan bagi individu untuk naik atau turun antar lapisan.
  • Pelapisan sosial tertutup adalah sistem pelapisan yang tertutup untuk pergerakan naik atau turunnya status sosial individu.
  • Pelapisan sosial campuran adalah sistem pelapisan yang terbatas untuk pergerakan naik atau turunnya status sosial individu.

 

Diferensiasi sosial

Diferensiasi sosial adalah pembedaan individu secara horizontal atau sejajar.

Yang menjadi dasar dari diferensiasi sosial adalah:

  • suku
  • ras
  • jenis kelamin
  • agama
  • profesi

Karena adanya diferensiasi sosial ini, tentunya akan ada dampak positif dan dampak negatif.

Dampak positifnya jelas menjadi kekayaan bangsa ya dengan banyak keberagaman, dampak negatifnya yang gampang adalah terjadinya konflik sosial.

Masih banyak dampak positif dan negatifnya, bisa kah kalian menyebutkannya?

 

Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:

 

Latihan Soal IPS Kelas 10 Tema 2

 

Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang Rangkuman IPS Kelas 10 Tema 2.

Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.

Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.

Baca Juga: Rangkuman IPS Kelas 10 Tema 3

4.5 6 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Maaf Dilarang Copas Ya :)
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x