Loading...
Kelas 10 Kurikulum MerdekaKurikulum MerdekaPAI Kelas 10 Kurikulum MerdekaSMA Kurikulum Merdeka

Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 2 Kurikulum Merdeka

PAI Kelas 10 Bab 2 Kurikulum Merdeka

PAI Kelas 10 Bab 2 Kurikulum Merdeka

Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.

Pada kesempatan sebelumnya Admin telah membagikan Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 1 : Meraih Kesuksesan dengan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja.

Nah pada materi kali ini akan membahas tentang Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 2 : Memahami Hakikat dan Mewujudkan Ketauhidan dan dengan Syua’bul (Cabang) Iman.

Yuk mari disimak!

KURIKULUM MERDEKA

Rangkuman PAI Kelas 10 Bab 2

Memahami Hakikat dan Mewujudkan Ketauhidan dan dengan Syua’bul (Cabang) Iman

 

Definisi Iman

Iman berasal dari bahasa Arab dari kata dasar amana – yu’minu – imanan, yang berarti beriman atau percaya.

Adapun definisi iman menurut bahasa berarti kepercayaan, keyakinan, ketetapan atau keteguhan hati.

Imam Syafi’i dalam sebuah kitab yang berjudul al-‘Umm mengatakan, sesungguhnya yang disebut dengan iman adalah suatu ucapan, suatu perbuatan dan suatu niat, di mana tidak sempurna salah satunya jika tidak bersamaan dengan yang lain.

Dalam hal ini manusia telah menyatakan keimanannya kepada Allah Swt. sejak masih berada di alam ruh.

Sebagaimana yang tersebut QS. al-A’raf/7 : 172 berikut ini:

al araf ayat 172 beserta artinya

Yang artinya:

Dan (ingatlah) Ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah Swt mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat tidak mengatakan, “sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini”.

Pilar-pilar keimanan  terdiri dari enam perkara yang dikenal dengan rukun iman yang wajib dimiliki oleh setiap muslim, yaitu:

  • iman kepada Allah Swt.
  • meyakini adanya rasul-rasul utusan Allah Swt.
  • mengimani keberadaan malaikat-malaikat Allah Swt.
  • meyakini dan mengamalkan ajaran-ajaran suci dalam kitab-kitab-Nya
  • meyakini akan datangnya hari akhir
  • mempercayai qada dan qadar Allah Swt

Pokok pilar iman ini sebagaimana yang disebutkan dalam QS. an-Nisa/4: 136 yang artinya sebagai berikut:

Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, rasul-rasul- Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.

 

Definisi Syu’abul Iman

Menurut Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi dalam kitab Qamiuth-Thughyan ‘ala Manzhumati Syu’abu al-Iman, iman yang terdiri dari enam pilar seperti tersebut, memiliki beberapa bagian (unsur) dan perilaku yang dapat menambah amal manusia jika dilakukan semuanya, namun juga dapat mengurangi amal manusia apabila ditinggalkannya.

Terdapat 77 cabang iman, di mana setiap cabang merupakan amalan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang yang mengaku beriman (mukmin).

Tujuh puluh tujuh cabang itulah yang disebut dengan syu’abul iman.

 

Dalil Naqli tentang Syu’abul Iman

Amalan-amalan yang merupakan cabang dari iman sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Hurairah RA:

Dalil Naqli tentang Syu’abul Iman

Yang artinya:

Dari Abu Hurairah ra.berkata, Rasulullah Saw. bersabda: Iman itu 77 (tujuh puluh tujuh) lebih cabangnya, yang paling utama adalah mengucapkan laa ilaha illallah, dan yang paling kurang adalah menyingkirkan apa yang akan menghalangi orang di jalan, dan malu itu salah satu dari cabang iman (HR. Muslim).

 

Sabda Rasulullah Saw. yang lain terkait dengan cabang-cabang iman adalah sebagai berikut:

Dari Anas r.a., dari Nabi Saw. beliau bersabda, tiga hal yang barang siapa ia memilikinya, maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah Swt. dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai (sesuatu) semata-mata karena Allah Swt. dan benci kepada kekufuran, sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka. (HR. Bukhari Muslim)

 

Macam-macam Syu’abul Iman

Terdapat beberapa ahli hadis yang menulis risalah mengenai syu’abul iman atau cabang-cabang iman, antaralain:

  • Imam Baihaqi RA yang menuliskan kitab Syu’bul Iman;
  • Abu Abdilah Halimi RA dalam kitab Fawaidul Minhaj;
  • Syeikh Abdul Jalil RA dalam kitab Syu’bul Iman;
  • Imam Abu Hatim RA dalam kitab Washful Iman wa Syu’buhu

Para ahli hadis ini menjelaskan dan merangkum 77 cabang keimanan tersebut menjadi 3 kategori atau golongan berdasarkan pada hadis Ibnu Majah berikut ini:

hadis Ibnu Majah tentang cabang iman

Yang artinya:

“Dari Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, Rasulullah Saw. bersabda: iman adalah tambatan hati, ucapan lisan dan perwujudan perbuatan” (H.R. Ibnu Majah).

Dengan kata lain, dimensi dari keimanan itu menyangkut tiga ranah yaitu:

  • Ma’rifatun bil qalbi yaitu meyakini dengan hati
  • Iqrarun bil lisan yaitu diucapkan dengan lisan
  • ‘Amalun bil arkan yaitu mengamalkannya dengan perbuatan anggota badan.

Adapun pembagian 77 cabang keimanan berdasarkan pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Cabang iman yang berkaitan dengan niat, aqidah dan hati
  • Cabang Iman yang Berkaitan dengan Lisan
  • Cabang Iman yang Berhubungan dengan Perbuatan dan Anggota Badan

Cabang iman yang berkaitan dengan niat, aqidah dan hati ada 30, yaitu:

  • Iman kepada Allah Swt.
  • Iman kepada malaikat Allah Swt.
  • Iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
  • Iman kepada rasul-rasul Allah Swt.
  • Iman kepada takdir baik dan takdir buruk Allah Swt.
  • Iman kepada hari akhir
  • Iman kepada kebangkitan setelah kematian
  • Iman bahwa manusia akan dikumpulkan di Yaumul Mahsyar setelah hari kebangkitan
  • Iman bahwa orang mukmin akan tinggal di surga, dan orang kafir akan tinggal di neraka
  • Mencintai Allah Swt.
  • Mencintai dan membenci karena Allah Swt.
  • Mencintai Rasulullah Saw. dan yang memuliakannya
  • Ikhlas, tidak riya dan menjauhi sifat munafiq
  • Bertaubat, menyesal dan janji tidak akan mengulang suatu perbuatan dosa
  • Takut kepada Allah Swt.
  • Selalu mengharapkan rahmat Allah Swt.
  • Tidak berputus asa dari rahmat Allah Swt.
  • Syukur nikmat
  • Menunaikan amanah
  • Sabar
  • Tawadlu dan menghormati yang lebih tua
  • Kasih sayang termasuk mencintai anak-anak kecil
  • Rida dengan takdir Allah Swt.
  • Tawakkal
  • Meninggalkan sifat takabur dan menyombongkan diri
  • Tidak dengki dan iri hati
  • Rasa Malu
  • Tidak mudah marah
  • Tidak menipu, tidak suudzan dan tidak merencanakan keburukan kepada siapapun
  • Menanggalkan kecintaan kepada dunia, termasuk cinta harta dan jabatan

Cabang Iman yang Berkaitan dengan Lisan ada 7, yaitu:

  • Membaca kalimat thayyibah (kalimat-kalimat yang baik)
  • Membaca kitab suci Al-Qur`an
  • Belajar dan menuntut ilmu
  • Mengajarkan ilmu kepada orang lain
  • Berdoa
  • Dzikir kepada Allah Swt. termasuk istighfar
  • Menghindari bacaan yang sia-sia

Cabang Iman yang Berhubungan dengan Perbuatan dan Anggota Badan ada 40, yaitu:

  • Bersuci atau thaharah termasuk di dalamnya kesucian badan, pakaian dan tempat tinggal
  • Menegakkan shalat baik salat fardu, salat sunah maupun mengqadla salat
  • Bersedekah kepada fakir miskin dan anak yatim, membayar zakat fitrah dan zakat mal, memuliakan tamu serta membebaskan budak.
  • Menjalankan puasa wajib dan sunah
  • Melaksanakan haji bagi yang mampu
  • Beri’tikaf di dalam masjid, termasuk di antaranya adalah mencari lailatul qadar
  • Menjaga agama dan bersedia meninggalkan rumah untuk berhijrah beberapa waktu tertentu
  • Menyempurnakan dan menunaikan nazar
  • Menyempurnakan dan menunaikan sumpah
  • Menyempurnakan dan menunaikan kafarat
  • Menutup aurat ketika sedang salat maupun ketika tidak salat
  • Melaksanakan kurban
  • Mengurus perawatan jenazah
  • Menunaikan dan membayar hutang
  • Meluruskan muamalah dan menghindari riba
  • Menjadi saksi yang adil dan tidak menutupi kebenaran
  • Menikah untuk menghindarkan diri dari perbuatan keji dan haram
  • Menunaikan hak keluarga, dan sanak kerabat, serta hak hamba sahaya
  • Berbakti dan menunaikan hak orang tua
  • Mendidik anak-anak dengan pola asuh dan pola didik yang baik
  • Menjalin silaturahmi
  • Taat dan patuh kepada orang tua atau yang dituakan dalam agama
  • Menegakkan pemerintahan yang adil
  • Mendukung seseorang yang bergerak dalam kebenaran
  • Menaati hakim (pemerintah) dengan catatan tidak melanggar syariat
  • Memperbaiki hubungan muamalah dengan sesama
  • Menolong orang lain dalam kebaikan
  • Amar ma’ruf nahi munkar
  • Menegakkan hukum Islam
  • Berjihad mempertahankan wilayah perbatasan
  • Menunaikan amanah termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang
  • Memberi dan membayar hutang
  • Memberikan hak-hak tetangga dan memuliakannya
  • Mencari harta dengan cara yang halal
  • Menyedekahkan harta, termasuk juga menghindari sifat boros dan kikir
  • Memberi dan menjawab salam
  • Mendoakan orang yang bersin
  • Menghindari perbuatan yang merugikan dan menyusahkan orang lain
  • Menghindari permainan dan senda gurau
  • Menyingkirkan benda-benda yang mengganggu di jalan.

 

Tanda-tanda Orang yang Beriman

Adapun tanda-tanda orang yang beriman, di antaranya dijelaskan dalam sebagai berikut:

  • Jika mendengar nama Allah Swt. disebut, maka bergetar hatinya, dan jika dibacakan ayat-ayat Al-Qur`an maka bergejolak hatinya untuk segera mengamalkannya.
  • Senantiasa bertawakal setelah bekerja keras dan berdoa kepada Allah Swt.
  • Selalu tertib dalam menegakkan dan menjalankan salatnya.
  • Menafkahkan sebagian rezeki dan hartanya di jalan Allah Swt.
  • Menghindari perkataan yang tidak berguna.
  • Memelihara amanah dan menepati janji
  • Berjihad di jalan Allah Swt. dengan jiwa dan harta yang dimiiki

 

Problematika Praktik Keimanan di Sekitar Kita

Di tengah semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, grafik kenaikan penyimpangan perilaku moral dan pelanggaran norma seolah berbanding lurus dengan tingkat kemajuan peradaban kita.

Hal ini juga berlaku untuk seorang mukmin yang dihadapi 5 ujian.

Dari Anas bin Malik RA, yang berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda,

“Setiap mukmin dihadapkan pada lima ujian, yaitu mukmin yang menghasutnya; munafik yang membencinya; kafir yang memeranginya; nafsu yang menentangnya; dan setan yang selalu menyesatkannya”. (HR. ad- Dhailami)

Menurut Abu Bakr bin Laal, berdasarkan hadis tersebut setidaknya ada lima ujian keimanan yang dihadapi oleh orang-orang mukmin saat ini yaitu:

  • Mukmin yang saling mendengki
  • Kaum munafik yang membenci kaum mukmin
  • Orang kafir yang memerangi kaum mukmin
  • Tipu muslihat setan yang selalu menyesatkan
  • Godaan hawa nafsu dari dalam diri setiap mukmin

 

Hikmah dan Manfaat Syu’abul Iman

Berikut ini, beberapa hikmah dan manfaat serta pengaruh iman pada kehidupan manusia:

  • Iman menghilangkan sifat kepercayaan manusia terhadap makhluk
  • Iman menanamkan sikap tidak takut menghadapi kematian
  • Iman akan membuat seorang mukmin memiliki jiwa yang tenang
  • Iman mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan berkualitas
  • Iman menumbuhkan sikap ikhlas
  • Iman mendatangkan keberuntungan
  • Iman mencegah penyakit jasmani dan rohani

 

Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:

 

Latihan Soal PAI Kelas 10 Bab 2 Kurikulum Merdeka

 

Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 2 Kurikulum Merdeka.

Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.

Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.

Baca Juga: Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 3 Kurikulum Merdeka

4.5 13 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
hygn

y

Ramadan

Ok

error: Maaf Dilarang Copas Ya :)
2
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x