Loading...
Indonesia Kelas 10 Kurikulum MerdekaKelas 10 Kurikulum MerdekaKurikulum MerdekaSMA Kurikulum Merdeka

Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 3 Kurikulum Merdeka

Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 3 Kurikulum Merdeka

Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 3 Kurikulum Merdeka

Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.

Pada kesempatan sebelumnya kita telah membahas tentang Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 2 : Mengungkapkan Kritik Lewat Senyuman.

Nah kali ini kita akan bahas materi baru ya!

Kita akan membahas tentang Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 3 : Menyusuri Nilai Dalam Cerita Lintas Zaman.

Yuk mari disimak!

KURIKULUM MERDEKA

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 3

Menyusuri Nilai Dalam Cerita Lintas Zaman

 

Hikayat

Hikayat berasal dari bahasa Arab yaitu “haka” yang artinya menceritakan, menirukan, mewartakan, menyerupai, berkata, meneruskan, dan melukiskan.

Menurut KBBI, hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu.

Nah hikayat dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta.

 

Perbedaan Hikayat dan Cerpen

Hikayat dan cerpen sama-sama merupakan teks naratif namun memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda.

Pada hikayat:

  • Bersifat istanasentris, dimana selalu menceritakan tentang kerajaan.
  • Tokohnya tentang keluarga kerajaan atau orang disekitarnya.
  • Konflik yang biasa muncul tidak lepas dari perselisihan antar kerajaan dan golongan.
  • Penyelesaian konflik tidak jauh dari peperangan dan penggunaan kekuatan ajaib yang berakhir bahagia.
  • Alur cerita selalu maju.
  • Sudut pandang selalu orang ketiga.

Sedangkan pada cerpen:

  • Settingnya bebas variatif tergantung penulis.
  • Begitupun juga tokohnya tergantung dari ide utamanya.
  • Konflik dan penyelesaian beragam tergantung ceritanya.
  • Alur bervariatif.
  • Sudut pandang beragam.

Nah sekarang sudah tahu kan perbedaan antara hikayat dan cerpen?

 

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Hikayat

Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra, termasuk hikayat, terdiri atas:

  • Nilai pendidikan
  • Nilai religius
  • Nilai moral
  • Nilai sosial

Nilai pendidikan adalah nilai yang berkaitan dengan semangat atau kemauan seseorang untuk terus belajar secara sadar.

Nilai religius merupakan nilai yang mengikat manusia dengan Pencipta alam dan seisinya.

Nilai moral merupakan suatu penggambaran tentang nilai-nilai kebenaran, kejujuran, dan ajaran kebaikan tertentu yang bersifat praktis.

Nilai sosial berkaitan erat antara hubungan individu dan individu lainnya dalam satu kelompok.

 

Kaidah Bahasa dalam Hikayat

Dalam hikayat kita akan banyak menemukan:

  • Konjungsi urutan waktu berupa kata-kata arkais
  • Majas

Kata-kata arkais kata-kata yang biasa digunakan pada zaman dahulu namun sudah tidak digunakan pada masa kini.

Contoh kata-kata arkais:

  • Akisyah
  • Alkisah
  • Bermula
  • Sebermula
  • Arkian
  • Hatta
  • Ata
  • Kalakian
  • Syahdan
  • dll

Majas yang digunakan dalam hikayat bisa beragam, seperti:

  • Antonomasia
  • Personifikasi
  • Simile
  • Metafora
  • Hiperbola

Antonomasia adalah majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol.

Contohnya: Hatta beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah tiga bulan lamanya.

Personifikasi adalah majas yang menyatakan benda mati maupun benda hidup yang bukan manusia (hewan/tumbuhan) sebagai sesuatu yang seolah-olah bersifat dan berlaku layaknya manusia.

Contohnya: Samar-samar nyanyian jangkrik terdengar di sampingku.

Majas simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya secara eksplisit menggunakan kata penghubung atau kata pembanding.

Contohnya: Mereka selalu bertengkar bak kucing dan anjing.

Metafora adalah majas yang menggunakan kata atau kelompok kata untuk mewakili hal lain yang bukan sebenarnya, mulai dari bandingan benda fisik, sifat, ide, atau perbuatan lain.

Contohnya: Seperti biasa, setibaku di istana tuaku, perempuan tua menyambutku dengan hangat.

Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan dengan cara melebih-lebihkan sesuatu dari yang sebenarnya.

Contohnya: Seraya berkata kepada suaminya, “Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita sekalipun tiada habis dibuat belanja.

 

Nah apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, kalian coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:

 

Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 3 Kurikulum Merdeka

 

Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 3 Kurikulum Merdeka.

Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.

Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.

Baca Juga: Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 4 Kurikulum Merdeka

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Maaf Dilarang Copas Ya :)
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x