Loading...
Kelas 8 Kurikulum MerdekaKurikulum MerdekaPAI Kelas 8 Kurikulum MerdekaSMP Kurikulum Merdeka

Rangkuman Materi PAI Kelas 8 Bab 6 Kurikulum Merdeka

pai kelas 8 bab 6 kurikulum merdeka

PAI Kelas 8 Bab 6 Kurikulum Merdeka

Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.

Pada kesempatan sebelumnya Admin telah membagikan Rangkuman Materi PAI Kelas 8 Bab 5 : Meneladani Produktivitas dalam Berkarya dan Semangat Literasi Masa Keemasan Islam Era Daulah Abbasiyah (750-1258 M)

Nah pada materi kali ini akan membahas tentang Rangkuman Materi PAI Kelas 8 Bab 6 : Inspirasi Al-Qur’an: Indahnya Beragama Secara Moderat.

Yuk mari disimak!

KURIKULUM MERDEKA

Rangkuman Materi PAI Kelas 8 Bab 6

Inspirasi Al-Qur’an: Indahnya Beragama Secara Moderat

 

Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin

Nun mati adalah huruf nun dengan harakat sukun.

Nun mati tidak bisa dibunyikan kecuali diawali huruf lain.

Tanwin adalah nun mati yang bertempat di akhir kata benda (al-ism) yang terlihat apabila dibaca bersambung dengan huruf berikutnya dan hilang ketika dibaca waqaf (berhenti).

Ada 4 hukum bacaan nun mati atau tanwin:

  • Izhar
  • Izgam
  • Iqlab
  • Ikhfa

Kita bahas satu persatu ya!

Izhar

Iẓhar berarti jelas, terang, dan tampak.

Nun mati atau tanwin dibaca izhar apabila bertemu dengan huruf berikut ini:

  • hamzah ( ء)
  • ha ( ه)
  • ain ( ع)
  • gain ( غ)
  • ha ( ح)
  • kha ( خ)

Hukum bacaan ini biasa disebut juga izhar halqi.

 

Idgam

Idgam berarti memasukkan sesuatu pada sesuatu.

Nun mati atau tanwin dibaca idgam apabila bertemu dengan huruf berikut ini:

  • ya ( ي),
  • nun ( ن)
  • mim ( م)
  • waw ( و)
  • lam ( ل)
  • ra (ر)

Idgam sendiri dibagi menjadi tiga yaitu:

  • idgam bi gunnah
  • izhar kilmi
  • idgam bi la gunnah

Idgam bi gunnah harus dibaca dengung apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf berikut ini dalam dua kata:

  • ya ( ي)
  • nun ( ن)
  • mim ( م)
  • waw ( و)

Sedangkan dibaca izhar kilmi, nun matinya harus dibaca terang apabila terjadi dalam satu kata.

Idgam bi la gunnah dibaca tanpa dengung apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan ( ل) dan ra ( ر).

 

Iqlab

Iqlāb berarti mengubah bentuk sesuatu dari asalnya.

Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba ( ب) maka nun mati atau tanwin tersebut berubah jadi mim ( م) dengan disertai dengung.

 

Ikhfa

Ikhfā’ berarti menutupi atau menyembunyikan.

Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf dibawah ini maka akan dibaca samar:

  • Ta ( ت)
  • Ṡa (ث)
  • Jim ( ج)
  • Dal ( د)
  • Żal ( ذ)
  • Zai ( ز)
  • Sin ( س)
  • Syin ( ش)
  • Ṣad ( ص),
  • Ḍad(ض),
  • Ṭa ( ط)
  • Ẓa ( ظ)
  • Fa ( ف)
  • Qof ( ق)
  • Kaf ( ك)

 

Hukum Bacaan Mim Mati

Hukum bacaan mim mati dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

  • Ikhfa syafawi
  • Idgam mislain
  • Izhar syafawi

Disebut ikhfā’ syafawi apabila ada huruf mim mati bertemu dengan huruf ba ( ب), cara membaca mim mati tersebut disembunyikan dengan dibaca samar antara jelas dan berdengung.

Disebut idgam miṡlain apabila ada huruf mim mati bertemu dengan sesama huruf mim, cara membacanya huruf mim pertama dimasukkan ke dalam huruf mim kedua.

Disebut dengan bacaan Iẓhār syafawi apabila ada huruf mim mati bertemu dengan huruf selain ba ( ب) dan mim ( م), cara membacanya, huruf mim mati dibaca jelas.

 

Q.S al- Baqarah ayat 143 dan artinya

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًاۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُۗ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Yang artinya:

“Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat (Baitulmaqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”

 

Kandungan Q.S al- Baqarah ayat 143

Kata kunci dalam kandungan al-Baqarah ayat 143 adalah “ummatan wasaṭan” yang berarti umat pertengahan.

Ayat ini menunjukkan bahwa ajaran Islam bersifat wasath (moderat), sehingga umat yang mengamalkan ajaran islam adalah umat moderat.

Ada dua sifat yang digambarkan melekat pada ummatan wasaṭan, yaitu:

  • Umat yang adil
  • Umat yang moderat

Adil memiliki tiga dimensi makna, yakni kesamaan, keseimbangan, dan proporsional.

Adil dalam makna kesamaan berarti memberikan perlakuan yang sama dalam menegakkan aturan kepada semua orang tanpa membedakan latar belakang agama, sosial, ekonomi, maupun politik.

Adil dalam makna keseimbangan berarti memberikan keseimbangan dalam kehidupan, sebagai contoh memberikan jalur roda khusus untuk penyandang disabilitas sehingga mereka bisa terlayani dengan baik selayaknya dengan yang tidak berkebutuhan khusus.

Adil dalam makna proporsional berarti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya atau memberikan setiap hak kepada pemiliknya.

Selanjutnya umat moderat berarti yang tidak berlebih-lebihan, menyeimbangkan antara duniawi dan akhirat.

Sesuai sabda Rasulullah Saw:

sabda rasul tentang hidup moderat

Yang artinya:

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Amal seseorang tidak akan pernah menyelamatkannya”. Mereka bertanya: “Engkau juga, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Begitu juga aku, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat-Nya. Maka perbaikilah, tetapi jangan berlebihan, bersegeralah di pagi dan siang hari. Bantulah itu dengan akhir-akhir waktu malam. Berjalanlah pertengahan, berjalanlah pertengahan agar kalian mencapai tujuan.”

 

Sejarah Pancasila dan sikap moderat para pemimpin umat Islam

Dalam Piagam Jakarta yang belum direvisi, kita tahu bahwa terdapat isi pada poin pertama yaitu:

“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”

Namun Indonesia bukanlah negara Agama, namun negara Republik, dimana di dalamnya terdapat banyak agama yang diakui.

Sehingga ada beberapa pihak yang tentunya keberatan dengan kata-kata dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, karena semua warga Indonesia bukanlah Muslim.

Demi Indonesia yang baru saja di Proklamirkan, para pemimpin setuju untuk merubah kata-kata tersebut sehingga menjadi: “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pemimpin kita bersifat moderat.

 

Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:

 

Latihan Soal PAI Kelas 8 Bab 6 Kurikulum Merdeka

 

Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang rangkuman Materi PAI Kelas 8 Bab 6 Kurikulum Merdeka.

Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.

Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.

Baca Juga: Rangkuman Materi PAI Kelas 8 Bab 7 Kurikulum Merdeka

4.6 11 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Maaf Dilarang Copas Ya :)
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x