Loading...
Kelas 7 Kurikulum MerdekaKurikulum MerdekaPancasila Kelas 7SMP Kurikulum Merdeka

Materi Pancasila Kelas 7 Bab 1 Kurikulum Merdeka Rev 2023

Pancasila Kelas 7 Bab 1

Pancasila Kelas 7 Bab 1 Kurikulum Merdeka

Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.

Pada kesempatan kali ini, Admin akan membagikan materi baru nih untuk Kurikulum Merdeka terbaru.

Pada materi kali ini akan membahas tentang Rangkuman Materi Pancasila Kelas 7 Bab 1 Rev 2023 : Sejarah Kelahiran Pancasila.

Yuk mari disimak!

KURIKULUM MERDEKA

Rangkuman Pancasila Kelas 7 Bab 1 Revisi 2023

Sejarah Kelahiran Pancasila

 

Pembentukan BPUPK

Pada tanggal 8 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan armada Amerika Serikat di Kota Pearl Harbour Pulau Hawai.

Setelah melakukan serangan terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, selanjutnya Jepang menyerbu kawasan Asia Tenggara termasuk wilayah Indonesia yang tidak terbendung oleh tentara Belanda dan Sekutu.

Hal ini menyebabkan panglima tentara Hindia Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada tanggal 8 Maret 1942.

Jepang selalu mengaku sebagai saudara tua yang sama-sama bangsa Asia dan menamakan dirinya Nippon dengan mendirikan “Gerakan Tiga A”, yaitu Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, dan Nippon pemimpin Asia.

Akan tetapi tetap saja namanya penjajah ya cuma manfaatin negara kita aja ya, bahkan lebih kejam daripada Belanda 🙁

Hingga akhirnya pihak Amerika Serikat dan Sekutunya yang dahulu kalah perang menghadapi Jepang, mulai melancarkan aksi balasannya hingga Jepang mulai menderita kekalahan.

Jepang yang saat itu tengah perang melawan pasukan Sekutu dalam Perang Dunia II terdesak dan berusaha merangkul bangsa Indonesia agar terus mendukung Jepang.

Jepang membentuk lembaga yang dinamai Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) pada tanggal 1 Maret 1945.

BPUPK dilantik pada tanggal 29 April 1945 dan dipimpin oleh Radjiman Wedyodiningrat.

Jumlah anggotanya semula 62 orang terdiri dari berbagai suku bangsa di Indonesia, wakil suku keturunan asing, serta wakil Jepang kemudian bertambah menjadi 76 orang pada sidang kedua.

Sidang pertama BPUPK berlangsung dari 29 Mei sampai 1 Juni 1945 yang dilaksanakan di Kantornya di gedung Chuo Sangi-in yang sekarang menjadi Gedung Pancasila di Kementerian Luar Negeri, di Jakarta.

Inti dari sidang tersebut adalah perumusan dasar negara.

Para tokoh nasional berpidato di kesempatan tersebut di antaranya adalah Muhammad Yamin yang berpidato pada tanggal 29 Mei, dan Supomo dua hari sesudahnya.

Pada hari sidang terakhir BPUPK, Ir. Soekarno mengusulkan lima untuk menjadi dasar negara, yaitu:

  • kebangsaan Indonesia
  • internasionalisme atau perikemanusiaan
  • mufakat atau demokrasi
  • kesejahteraan sosial
  • Ketuhanan Yang Maha Esa

Soekarno juga mengusulkan nama Pancasila untuk dasar negara.

Pada tanggal 1 Juni 1945 itu, semua peserta sidang BPUPK sepakat dengan nama Pancasila.

Maka tanggal 1 Juni kemudian dijadikan sebagai Hari Lahir Pancasila.

 

Perumusan Pancasila oleh Panitia Sembilan

Setelah berakhirnya sidang BPUPK yang pertama, dibentuklah Panitia Kecil yang terdiri atas delapan orang yang diketuai oleh Ir. Sukarno, semula panitia ini hanya beranggotakan 8 orang, namun berubah menjadi 9 orang.

Kemudian, sembilan orang pun ditunjuk untuk merumuskan kata-kata yang menjadi isi Pancasila, yaitu:

  • Soekarno
  • Mohammad Hatta
  • Mohammad Yamin
  • Ahmad Subarjo
  • AA Maramis
  • Abdulkahar Muzakir
  • Agus Salim
  • Abikusno Cokrosuyoso
  • Abdul Wahid Hasyim

Karena jumlah anggotanya sembilan orang, maka panitia itu dinamakan Panitia Sembilan.

Soekarno ditunjuk menjadi ketua dan Hatta sebagai wakilnya.

anggota panitia sembilan

 

Pada bulan Juni tersebut anggota saling berdiskusi, hingga mencapai rumusan akhirnya pada tanggal 22 Juni 1945.

Melalui pembahasan yang demokratis, Panitia Sembilan menyepakati untuk menyempurnakan rumusan Pancasila yang diusulkan Ir. Sukarno menjadi sebuah rumusan yang dikenal sebagai Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945, yang isinya:

  • Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
  • Kemanusiaan yang adil dan beradab
  • Persatuan Indonesia.
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ada banyak sebutan untuk Piagam Jakarta ini, yaitu:

  • Ir. Sukarno menyebut rancangan preambul ini dengan “Mukadimah”.
  • Muhammad Yamin menyebutnya “Piagam Jakarta”.
  • Soekirman Wirsosandjojo menyebutnya “Gentlemen’s Agreement”.

 

Pembentukan PPKI

Jepang semakin mengalami kemunduran dalam Perang Asia Timur Raya.

Pada 6 Agustus 1945, Kota Hirosima dibom atom oleh Amerika Serikat.

Kemudian, pada tanggal 9 Agustus 1945 giliran Kota Nagasaki juga dijatuhi bom atom oleh Sekutu.

Menghadapi situasi tersebut, pada 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu Zyunbi Iinkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Ketua PPKI adalah Ir. Sukarno, sedangkan wakilnya Drs. Mohammad Hatta.

PPKI beranggotakan 21 orang dan semuanya orang Indonesia yang berasal dari berbagai daerah yang dimana selanjutnya anggotanya bertambah 6 orang tanpa sepengetahuan Jepang.

 

Detik-Detik Proklamasi

Menyusul pembentukan PPKI, pada tanggal 9 Agustus 1945 Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat berangkat ke Dalat, Vietnam untuk menemui Jenderal Terauchi, pimpinan Angkatan Perang Jepang yang berkedudukan di Saigon (sekarang Ho Chi Minh City, Vietnam) untuk membahas persiapan kemerdekaan.

Disana Jenderal Terauchi menyatakan bahwa pelaksanaan kemerdekaan Indonesia itu terserah kepada PPKI.

Tak lama berselang terdengar kabar Jepang mengajukan damai kepada Sekutu, setelah memastikan kebenaran kabar tentang Jepang menyerah kepada Sekutu, selanjutnya Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta mempersiapkan rapat anggota PPKI tentang proklamasi kemerdekaan yang akan dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 1945.

Namun disini golongan muda mengharapkan proklamasi segera dilakukan tanpa melalui rapat PPKI, karena PPKI itu bentukan Jepang dan takutnya proklamasi nantinya dianggap pemberian Jepang.

Akhirnya terjadilah peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945, golongan muda menjemput Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta ke rumah seorang Tionghoa bernama Djiauw Kie Song di Rengasdengklok, Karawang Jawa Barat.

Disana golongan muda endesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada saat terjadi perdebatan antara golongan tua dan muda, kemudian Mr. Achmad Soebardjo datang ke tempat itu pukul 18.00 WIB untuk menjemput dan membuat kesepakatan antara golongan tua dan golongan muda tentang waktu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.

Mereka kembali ke Jakarta dan melaksanakan rapat di rumah Laksamana Maeda.

Disana mereka semua menyusun teks Proklamasi hingga selesai dan Muhammad Hatta mengusulkan teks tersebut ditanda-tangani oleh seluruh peserta yang hadir.

Namun usulan ini ditolak, yaaa kalau semua yang hadir harus tanda tangan pusing dong ya, puanjang banget sama yang ttd nanti nya hehe.

Pada akhirnya Sukarni mengusulkan cukup dua orang saja atas nama rakyat Indonesia yaitu Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta.

Kemudian teks tersebut di ketik oleh Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945, tepat pada pukul 10.00 WIB, Ir. Sukarno didampingi Drs. Mohammad Hatta membacakan teks proklamasi dan dihadiri tokoh-tokoh pendiri negara serta golongan muda.

Kemudian dikibarkan bendera Sang Merah Putih oleh Latief Hendradiningrat dan Suhud.

Bendera tersebut dipersiapkan dan dijahit oleh Fatmawati.

Hadirin saat itu secara spontan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” bersama-sama.

Pembacaan teks proklamasi ini berarti bahwa kemerdekaan negara Indonesia telah diumumkan kepada seluruh rakyat Indonesia dan bangsa-bangsa di dunia.

 

Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

Indonesia sudah merdeka, maka dasar negara yang sudah ada berupa Pancasila perlu ditetapkan.

Meski sudah disepakati pada sidang sebelumnya, banyak kalangan yang merasa rumusan sila Ketuhanan terlalu bernuansa Islami dan perlu diubah.

Setelah berdiskusi, mereka sepakat sila pertama diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Persetujuan para tokoh Islam itu dipandang sebagai hadiah pada seluruh bangsa Indonesia.

Sehingga rumusan Pancasila berubah menjadi sama persis seperti isi Pancasila saat ini.

Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI melakukan sidang, yang isinya:

  • menetapkan Pembukaan Dasar hukum tertulis negara, yang dimana rumusan Pancasila itu tercantum di dalam bagian pembukaan tersebut.
  • menetapkan Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
  • membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

 

Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:

 

Latihan Soal Pancasila Kelas 7 Bab 1 Kurikulum Merdeka

 

Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang rangkuman Materi Pancasila Kelas 7 Bab 1 Kurikulum Merdeka.

Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.

Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.

Baca Juga: Rangkuman Materi Pancasila Kelas 7 Bab 2 Kurikulum Merdeka

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
error: Maaf Dilarang Copas Ya :)
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x