Loading...
Kelas 11Rangkuman MateriSejarah Kelas 11Semester 1SMA/K

Perlawanan Banten

perlawanan banten

Perlawanan Banten

Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.

Pada kesempatan lalu Admin telah membagikan Rangkuman Materi Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2 : Sultan Agung Versus J.P. Coen.

Pada kesempatan kali ini, Admin akan membagikan materi baru nih.

Pada sub-bab pertama materi keempat ini akan membahas tentang : Perlawanan Banten

Yuk mari disimak!

Rangkuman Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2

Perang Melawan Hegemoni dan Keserakahan Kongsi Dagang

 

Perlawanan Banten

Banten memiliki posisi yang strategis sebagai bandar perdagangan internasional sehingga Belanda ingin menguasai daerah tersebut, akhirnya VOC membangun Bandar di Batavia pada tahun 1619 dan terjadi persaingan antara Banten dan Batavia memperebutkan posisi sebagai bandar perdagangan internasional.

Pada tahun 1651, Pangeran Surya naik tahta di Kesultanan Banten dan bergelar Sultan Abu al- Fath Abdulfatah atau lebih dikenal sebagai Sultan Ageng Tirtayasa.

Sultan Ageng Tirtayasa berusaha memulihkan posisi Banten sebagai bandar perdagangan internasional sekaligus menandingi perkembangan VOC di Batavia.

Kondisi ini sangat tidak disenangi oleh VOC, karenanya VOC sering melakukan blokade dengan cara Jung-jung Cina dan kapalkapal
dagang dari Maluku dilarang oleh VOC meneruskan perjalanan menuju Banten.

Sebagai balasan Sultan Ageng mengirim beberapa pasukannya untuk mengganggu kapal-kapal dagang VOC dan menimbulkan gangguan di Batavia dan juga melakukan perusakan terhadap beberapa kebun tanaman tebu milik VOC.

Menghadapi serangan pasukan Banten, VOC terus memperkuat kota Batavia dengan mendirikan benteng-benteng pertahanan seperti Benteng Noordwijk.

Di tengah-tengah mengobarkan semangat anti VOC itu, pada tahun 1671 Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkota Abdulnazar Abdulkahar sebagai raja pembantu yang lebih dikenal dengan nama Sultan Haji.

Sultan Haji bertugas untuk mengurusi urusan dalam negeri, sedangkan Sultan Ageng Tirtayasa dibantu oleh putra lainnya yang bernama Pangeran Arya Purbaya mengurusi urusan luar negeri.

Hal ini dimanfaatkan oleh VOC untuk menghasut Sultan Haji agar urusan pemerintahan di Banten tidak dipisah-pisah dan jangan sampai kekuasaan jatuh ke tangan Arya Purbaya.

Timbullah pertentangan yang begitu tajam antara Sultan Haji dengan Sultan Ageng Tirtayasa.

Dalam persekongkolan tersebut VOC sanggup membantu Sultan Haji untuk merebut Kesultanan Banten tetapi dengan empat syarat yaitu:

  • Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC
  • monopoli lada di Banten dipegang oleh VOC dan harus menyingkirkan para pedagang Persia, India, dan Cina
  • Banten harus membayar 600.000 ringgit apabila ingkar janji
  • pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan segera ditarik kembali. Isi perjanjian ini disetujui oleh Sultan Haji

Pada tahun 1681 VOC atas nama Sultan Haji berhasil merebut Kesultanan Banten.

Istana Surosowan berhasil dikuasai dan Sultan Haji menjadi Sultan Banten.

Pada tahun 1682 pasukan Sultan Ageng Tirtayasa berhasil mengepung istana Surosowan namun Sultan Haji meminta bantuan VOC sehingga Pasukan Sultan Ageng Tirtayasa dapat dipukul mundur dan terdesak hingga ke Benteng Tirtayasa.

Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya berhasil meloloskan diri bersama puteranya, pangeran Purbaya ke hutan Lebak sembari melakukan serangan meskipun dengan bergerilya.

Tentara VOC terus memburu hingga akhirnya Pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap oleh VOC dengan tipu muslihat.

Sultan Ageng ditawan di Batavia sampai wafatnya pada tahun 1692.

Meskipun Sultan Ageng telah wafat, semangat juang telah terwariskan kepada para pengikutnya, sebagai contoh pada tahun 1750 berkobar perlawanan yang dipimpin oleh seorang ulama terkenal yakni Ki Tapa.

Pada bulan November 1750 gabungan pasukan VOC dan tentara kerajaan berhasil dihancurkan oleh pasukan Ki Tapa.

Ki Tapa ini antara lain juga mendapat dukungan seorang pangeran yang bekerja sama dengan Ratu Bagus.

VOC yang tidak mau dipermalukan melancarkan serangan pada tahun 1751 dengan mengerahkan pasukan gabungan yang jumlah sangat besar mencapai 1250 personil untuk mengepung pasukan Ki Tapa dan Ratu Bagus.

Pasukan Ki Tapa dapat didesak oleh VOC. Namun, Ki Tapa dan ratu Bagus dapat meloloskan diri dan pergi ke hutan untuk melancarkan perang gerilya.

Ki Tapa telah menjadi lambang kekuatan Banten yang tidak pernah terkalahkan.

 

Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:

 

Latihan Soal Perlawanan Banten

 

Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang Perlawanan Banten.

Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.

Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.

Baca Juga: Perlawanan Gowa

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Maaf Dilarang Copas Ya :)
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x