Loading...
Kelas 11Rangkuman MateriSejarah Kelas 11Semester 1SMA/K

Sultan Agung Versus JP Coen

sultan agung versus jp coen

Sultan Agung Versus JP Coen

Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.

Pada kesempatan lalu Admin telah membagikan Rangkuman Materi Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2 : Maluku Angkat Senjata.

Pada kesempatan kali ini, Admin akan membagikan materi baru nih.

Pada sub-bab pertama materi ketiga ini akan membahas tentang : Sultan Agung Versus J.P. Coen.

Yuk mari disimak!

Rangkuman Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2

Perang Melawan Hegemoni dan Keserakahan Kongsi Dagang

Sultan Agung Versus J.P. Coen

Sultan Agung adalah raja yang paling terkenal dari Kerajaan Mataram dan mencapai zaman keemasan.

Ada dua cita-cita Sultang Agung, yaitu:

  • mempersatukan seluruh tanah Jawa
  • mengusir kekuasaan asing dari bumi Nusantara

Terkait dengan cita-citanya ini maka Sultan Agun sangat menentang keberadaan kekuatan VOC di Jawa.

Oleh karena itu, Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia dengan alasan sebagai berikut:

  • tindakan monopoli yang dilakukan VOC
  • VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka
  • VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram
  • keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan Pulau Jawa

Pada tahun 1628 Sultan Agung mempersiapkan pasukan Mataram dengan segenap persenjataan dan perbekalannya untuk menyerang VOC di Batavia.

Pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia.

Pasukan Mataram berusaha membangun pospos pertahanan, tetapi kompeni VOC terus berusaha menghalang-halangi sehingga terjadi pertempuran.

Di tengah-tengah berkecamuknya peperangan itu pasukan Mataram yang lain berdatangan, seperti pasukan di bawah Tumenggung Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa dan laskar orang-orang Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur.

Tetapi kekuatan tentara VOC dengan senjatanya jauh lebih unggul, sehingga dapat memukul mundur semua lini kekuatan pasukan Mataram dan Tumenggung Baureksa gugur dalam pertempuran itu.

Dengan demikian, serangan tentara Sultan Agung pada tahun 1628 itu belum berhasil.

Namun Sultang Agung tidak menyerah begitu saja dan belajar dari kekalahan sebelumnya.

Sultan Agung meningkatkan jumlah kapal dan senjata dan membangun lumbung-lumbung beras untuk persediaan bahan makanan seperti di Tegal dan Cirebon.

Tahun 1629 pasukan Mataram diberangkatkan menuju Batavia dibawah pimpinan:

  • Tumenggung Singaranu
  • Kiai Dipati Juminah
  • Dipati Purbaya

Namun informasi persiapan pasukan Mataram diketahui oleh VOC, sehingga VOC kemudian mengirim kapal-kapal perang untuk menghancurkan lumbung-lumbung yang dipersiapkan pasukan Mataram pada tanggal 21 September 1629.

Pasukan Mataram pantang mundur dan berhasil mengepung dan menghancurkan Benteng Hollandia serta mengepung Benteng Bommel, tetapi gagal menghancurkan benteng tersebut.

Pada saat pengepungan Benteng Bommel, terpetik berita bahwa J.P. Coen meninggal.

Dalam situasi yang kritis ini pasukan VOC semakin marah dan meningkatkan kekuatannya untuk mengusir pasukan Mataram.

Pasukan Mataram semakin melemah dan akhirnya ditarik mundur kembali ke Mataram, sehingga serangan Sultan Agung yang kedua ini juga mengalami kegagalan.

Kegagalan pasukan Mataram menyerang Batavia, membuat VOC semakin berambisi untuk terus memaksakan monopoli dan memperluas pengaruhnya di daerah-daerah lain sembari berjaga-jaga untuk mengawasi gerak-gerik pasukan Mataram.

Secara militer Mataram memang tidak berhasil memaksa VOC untuk menjadi bawahan Mataram, namun Sultan Agung yang cerdas itu kemudian menggunakan kemampuan diplomasi.

Melalui kemampuan diplomasinya Sultan Agung berhasil memaksa VOC untuk mengakui eksistensi Mataram dan Sultan Agung sebagai Yang Dipertuan Agung.

Sayangnya semangat dan kebesaran Sultan Agung itu tidak diwarisi oleh rajaraja pengganti Sultan Agung.

Setelah Sultan Agung meninggal tahun 1645, Mataram menjadi semakin lemah sehingga akhirnya berhasil dikendalikan oleh VOC.

Sebagai pengganti Sultan Agung adalah Sunan Amangkurat I dan memerintah pada tahun 1646 -1677.

Ternyata Raja Amangkurat I merupakan raja yang lemah dan bahkan bersahabat dengan VOC, selain itu raja ini juga bersifat reaksioner
dengan bersikap sewenang-wenang kepada rakyat dan kejam terhadap para ulama.

Oleh karena itu, pada masa pemerintahan Amangkurat I itu timbul berbagai perlawanan rakyat, salah satu perlawanan itu dipimpin oleh
Trunajaya.

 

Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:

 

Latihan Soal Sultan Agung Versus JP Coen

 

Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang Sultan Agung Versus JP. Coen.

Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.

Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.

Baca Juga: Perlawanan Banten

 

3 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Maaf Dilarang Copas Ya :)
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x