Loading...
Kelas 11Rangkuman MateriSejarah Kelas 11Semester 1SMA/K

Maluku Angkat Senjata

maluku angkat senjata

Maluku Angkat Senjata

Halo adik-adik berjumpa lagi di Portal Edukasi.

Pada kesempatan lalu Admin telah membagikan Rangkuman Materi Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2 : Aceh Versus Portugis dan VOC.

Pada kesempatan kali ini, Admin akan membagikan materi baru nih.

Pada sub-bab pertama materi kedua ini akan membahas tentang : Maluku Angkat Senjata.

Yuk mari disimak!

Rangkuman Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2

Perang Melawan Hegemoni dan Keserakahan Kongsi Dagang

 

Maluku Angkat Senjata

Portugis berhasil memasuki Kepulauan Maluku pada tahun 1521 dan memusatkan aktivitasnya di Ternate.

Tidak lama berselang orang-orang Spanyol juga memasuki Kepulauan Maluku dengan memusatkan kedudukannya di Tidore.

Sehingga terjadilah persaingan antara kedua belah pihak.

Persaingan itu semakin tajam setelah Portugis berhasil menjalin persekutuan dengan Ternate dan Spanyol bersahabat dengan Tidore.

Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore melawan Portugis, namun dalam perang ini Portugis mendapat dukungan dari Ternate dan Bacan sehingga Portugis menang.

Dengan kemenangan ini Portugis menjadi semakin sombong dan sering berlaku kasar terhadap penduduk Maluku sehingga sering terjadi letupan-letupan perlawanan rakyat.

Sementara itu konflik dan persaingan antara Portugis dan Spanyol di Maluku ini harus segera diakhiri.

Dengan mengingat kesepakatan pada Perjanjian Tordesillas, maka diadakan perjanjian damai antara Portugis dan Spanyol.

Perjanjian damai dilaksanakan di Saragosa pada tahun 1529.

Isi perjanjian Saragosa adalah Portugis tetap berkuasa di Maluku, sementara Spanyol berkuasa di wilayah Filipina.

Pada tahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan Khaerun/Hairun.

Sultan Khaerun menyerukan seluruh rakyat dari Irian/Papua sampai Jawa untuk angkat senjata melawan kezaliman kolonial Portugis.

Sehingga Portugis kewalahan dan mengajukan perundingan.

Dengan pertimbangan kemanusiaan, Sultan Khaerun menerima ajakan Portugis.

Perundingan dilaksanakan pada tahun 1570 bertempat di Benteng Sao Paolo.

Namun itu hanya tipu muslihat belaka, karena saat perundingan sedang berlangsung, Sultan Khaerun ditangkap dan dibunuh.

Setelah Sultan Khaerun dibunuh, perlawanan dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah (putera Sultan Khaerun).

Seluruh rakyat Maluku berhasil dipersatukan termasuk Ternate dan Tidore untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap Portugis.

Akhirnya Portugis dapat didesak dan pada tahun 1575 berhasil diusir dari Ternate.

Orang-orang Portugis kemudian melarikan diri dan menetap di Ambon.

Pada tahun 1605 Portugis dapat diusir oleh VOC dari Ambon dan kemudian menetap di Timor Timur.

Selain perlawanan diatas, ada beberapa perlawanan lain seperti:

  • tahun 1635-1646 terjadi serangan sporadis dari rakyat Hitu yang dipimpin oleh Kakiali dan Telukabesi
  • tahun 1650 perlawanan rakyat juga terjadi di Ternate yang dipimpin oleh Kecili Said.
  • perlawanan yang dilakukan secara gerilya seperti di Jailolo

Namun berbagai serangan itu selalu dapat dipatahkan oleh kekuatan VOC yang memiliki organisasi serta peralatan senjata lebih lengkap.

Pada tahun 1680, VOC memaksakan sebuah perjanjian baru dengan penguasa Tidore yang isinya Kerajaan Tidore yang semula sebagai sekutu turun statusnya menjadi vassal VOC.

Sebagai penguasa yang baru diangkatlah Putra Alam sebagai Sultan Tidore, dimana seharusnya adalah Pangeran Nuku.

Penempatan Tidore sebagai vassal atau daerah kekuasaan VOC telah menimbulkan protes keras dari Pangeran Nuku.

Timbullah perang hebat antara rakyat Maluku di bawah pimpinan Pangeran Nuku melawan kekuatan kompeni Belanda (tentara VOC).

Pangeran Nuku mendapat dukungan rakyat Papua di bawah pimpinan Raja Ampat dan juga orang-orang Gamrange dari Halmahera, kemudian diangkat sebagai sultan dengan gelar Tuan Sultan Amir Muhammad Syafiudin Syah.

Sultan Nuku juga berhasil meyakinkan Sultan Aharal dan Pangeran Ibrahim dari Ternate untuk bersama-sama melawan VOC.

Selain itu Sultan Nuku mendapat dukungan dari para pedagang Seram Timur dan mendapat dukungan dari armada Inggris (EIC).

Belanda kewalahan dan tidak mampu membendung semangat pasukan Sultan Nuku untuk lepas dari dominasi Belanda.

Akhirnya Sultan Nuku berhasil mengembangkan pemerintahan yang berdaulat melepaskan diri dari dominasi Belanda di Tidore sampai akhir hayatnya (tahun 1805).

 

Apabila kalian sudah cukup memahami materi ini, coba juga latihan soal materi ini pada link dibawah ini:

 

Latihan Soal Maluku Angkat Senjata

 

Sekian rangkuman yang dapat Admin bagikan kali ini tentang Maluku Angkat Senjata.

Jangan lupa share ke teman teman kalian apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat untuk kalian.

Selalu kunjungi Portal Edukasi untuk rangkuman materi lainnya ya.

Baca Juga: Sultan Agung Versus J.P. Coen

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Maaf Dilarang Copas Ya :)
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x